Sama-Sama Dibutuhkan Tubuh, Apa Bedanya Kolesterol Baik dan Kolesterol Jahat?

By Avisena Ashari, Minggu, 20 Oktober 2019 | 20:31 WIB
Udang salah satu makanan yang tinggi kolesterolnya (MaxPixel's contributors)

Bobo.id - Teman-teman mungkin tahu beberapa makanan yang mengandung kolesterol tinggi, seperti telur, keju, daging, atau udang.Kolesterol sendiri terbagi menjadi LDL dan HDL. Kita lebih mengenal LDL dan HDL ini dengan istilah kolesterol baik dan kolesterol jahat.Baik LDL maupun HDL, keduanya dibutuhkan oleh tubuh kita, teman-teman. Tapi, apa bedanya dua jenis kolesterol ini, ya?

Apa Itu Kolesterol?

Kolesterol adalah sejenis lemak yang ada di dalam darah, otak, empedu, dan batu empedu.

Lemak ini berfungsi untuk membantu kerja otak dan organ tubuh lainnya.

Meski sering disebut sebagai zat yang menyebabkan beberapa jenis penyakit, sebenarnya kolesterol dibutuhkan oleh tubuh untuk membantu membangun sel-sel baru agar tubuh bisa tetap berfungsi secara normal.Selain itu, kolesterol juga membantu tubuh memproduksi vitamin D, sejumlah hormon, dan asam empedu untuk mencerna lemak.Namun, kita tidak membutuhkan terlalu banyak asupan kolesterol, teman-teman. Apabila berlebihan, kolesterol justru bisa menyebabkan penyakit di tubuh.

Kolesterol tidak dapat larut dalam darah, teman-teman. Karenanya, kolesterol harus diangkut melalui aliran darah dengan lipoprotein yang terbuat dari lemak (lipid) dan protein.

Baca Juga: Cari Tahu Cara Vitamin Bekerja di Tubuh Kita, yuk! Seperti Apa, ya?

Bedanya Kolesterol Baik dan Kolesterol JahatKedua jenis lipoprotein yang membawa kolesterol ke dan dari sel-sel tubuh adalah low-density lipoprotein (LDL) atau high-density lipoprotein (HDL).Lipoprotein dengan kepadatan rendah (LDL) biasa disebut dengan kolesterol jahat, Sementara lipoprotein dengan kepadatan tinggi (HDL) biasa disebut dengan kolesterol baik.

Yuk, kita cari tahu beda keduanya di tubuh!

LDL, Si Kolesterol Jahat

LDL bertugas mengangkut kolesterol dari organ hati ke sel-sel yang membutuhkan. Namun jika jumlah kolesterol tersebut melebihi kebutuhan, maka dapat mengendap pada dinding-dinding pembuluh darah dan menyebabkan penyakit.Kolesterol LDL dianggap sebagai kolesterol jahat karena memberikan kontribusi untuk plak, penebalan, deposit keras yang dapat menyumbat pembuluh darah dan membuatnya kurang lentur.Kondisi pembuluh darah ini dikenal sebagai aterosklerosis. Jika gumpalan terbentuk dan pembuluh darah arteri menyempit, serangan jantung atau stroke dapat terjadi.

Baca Juga: Apa yang Terjadi pada Lemak Setelah Berolahraga? #AkuBacaAkuTahu

Kondisi lain yang disebut penyakit arteri perifer juga bisa terjadi ketika penumpukan plak arteri menyempit di pembuluh yang mengalirkan darah ke kaki.Semakin rendah jumlah kolesterol LDL seseorang, semakin rendah risikonya terserang penyakit. Jika LDL 190 atau lebih, itu dianggap sangat tinggi, teman-teman.

HDL, Si Kolesterol BaikHDL, sebagai kebalikan dari LDL, bertugas mengangkut kolesterol kembali ke dalam organ hati. Di dalam hati, kolesterol akan dihancurkan atau dikeluarkan oleh tubuh melalui kotoran.

Kadar kolesterol dalam darah yang ideal bisa berbeda-beda setiap orang, tergantung apakah orang tersebut memiliki risiko lebih tinggi atau lebih rendah untuk terkena penyakit pembuluh arteri.Kolesterol HDL dianggap kolesterol baik karena membantu menghilangkan kolesterol LDL dari pembuluh darah arteri, teman-teman.Para ahli percaya HDL bertindak sebagai pemulung yang membawa kolesterol LDL dari arteri dan kembali ke hati, di mana dipecah dan dikeluarkan dari tubuh.Tingkat sehat kolesterol HDL juga dapat melindungi terhadap serangan jantung dan stroke, sedangkan rendahnya tingkat kolesterol HDL bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.

Baca Juga: Apa yang Membuat Kita Memiliki Berat Badan yang Sehat? #AkuBacaAkuTahu

Lemak TrigliseridaKemudian, ada lagi yang disebut trigliserida, yakni jenis lain dari lemak, yang digunakan untuk menyimpan kelebihan energi. Tingginya kadar trigliserida dalam darah berhubungan dengan gangguan pembuluh darah, yaitu aterosklerosis.Peningkatan trigliserida dapat disebabkan oleh kelebihan berat badan dan obesitas, aktivitas fisik, sampai kebiasaan makan yang terlalu tinggi karbohidrat.Penyakit yang mendasari atau kelainan genetik kadang-kadang menyebabkan trigliserida tinggi. Orang dengan trigliserida tinggi seringkali memiliki kadar kolesterol total yang tinggi, termasuk tingkat kolesterol LDL tinggi dan tingkat kolesterol HDL rendah.Karenanya, sebaiknya kita selalu makan makanan dengan gizi seimbang agar semua zat yang dibutuhkan tubuh terpenuhi secara cukup, tidak lebih dan tidak kurang, teman-teman!

Baca Juga: Tidak Selalu Buruk, Lemak Baik Bisa Didapatkan Dari 6 Makanan Ini

Penulis: Soesanti Harini Hartono

#GridNetworkJuara

Yuk, lihat video ini juga!