Sebaliknya papa Sinta selalu berkemeja lengan panjang, berdasi, dan mengendarai mobil dinas. Dalam hati kadang Sinta heran.
Kok, Papa mau menikah dengan Mama? Bahkan sangat menyayangi Mama. Tiap pulang kerja Papa selalu menanyakan Mama.
Hari ini Sinta pulang sekolah lebih cepat karena ada rapat guru. Tapi Sinta malas pulang, karena di rumah hanya ada Pak Usin, tukang yang sedang memperbaiki dapur. “Lebih baik aku ke pasar saja, ke kios Mama!” pikir Sinta.
Baca Juga: Tidak Hanya Burung Beo, 5 Burung Ini Juga Bisa Menirukan Suara!
Sinta jarang datang ke kios Mama. Kalau Sinta pulang sekolah, biasanya kios sudah tutup dan Mama pun sudah ada di rumah.
Turun dari bis, Sinta masuk ke lorong pasar. Pasar mulai sepi. Pedagang-pedagang mulai mengantuk.
Mama sedang memasukkan apel ke dalam dus. Di depan kios Mama ada pedagang pisang.
Seorang anak laki-laki duduk dekat kios pisang sambil menggendong kotak semir sepatu. Pakaiannya kumal, kulitnya hitam.
”Ma, Sinta pulang cepat. Guru-guru rapat!” kata Sinta.
“Kalau begitu kita bisa pulang sama-sama!” kata Mama. “Tunggu sebentar, Mama beres-beres dulu!”
“Ma, anaknya, ya? Kenalin, dong!” Tiba-tiba si penyemir sepatu bangkit dan mendekati kios Mama.
“Sinta, ini Ujang. Ayo, kalian salaman!” kata Mama.