Dengan segan Sinta mengulurkan tangannya. Dalam hati Sinta kurang senang. Apa-apaan si Ujang ini? Panggil mama Sinta seenaknya. Mama? Mama siapa?
“Pak Usin masih memperbaiki dapur. Mama tidak memasak hari ini. Kita makan ayam goreng saja, ya, di depan sana!” kata Mama.
Sinta mengangguk. Hatinya kembali senang, membayangkan ayam goreng, kentang goreng, puding.
Baca Juga: Kastuba, Tanaman Merah Cerah yang Sering Dijadikan Hiasan Natal
“Ma, anaknya cantik. Asyik benar, nih, makan ayam goreng!” komentar si Ujang Mama tertawa.
“Terima kasih. Ujang juga cakep. Ayo, ikut saja sekalian makan!” kata Mama. Sinta melihat mata Ujang berbinar-binar dan wajahnya berseri-seri.
“Benar, nih, Ma. Boleh ajak si Dudung?” Tanya Ujang penuh harap.
“Ya, ya, lekas ajak ke sini. Kalau terlambat, ditinggal, lo!” kata Mama.
Bagaikan anak panah lepas dari busurnya Ujang berlari, meninggalkan kotak semir sepatunya di lantai kios tukang pisang.