Kemudian mereka mulai makan. Keempat tamu makan dengan lahap. Setelah selesai, mereka mengucapkan terima kasih.
Mama dan Sinta pulang naik bajaj. Ujang akan kembali ke pasar dan mengantarkan sepeda Mama. Ketiga anak lainnya mengemis dan mengamen di bis kota.
Sore hari, Sinta bercerita pada Papa tentang Mama.
“Sejak dulu memang mamamu dikenal berhati emas. Itulah sebabnya Papa menikah dengan Mama!” kata Papa dan ia menepuk-nepuk bahu Mama.
Sinta tersenyum. Rasa hangat mengalir di hatinya. Sekali lagi ia melihat Mama yang sedang tersenyum.
Tampak cantik, walaupun tidak memakai lipstik dan berdandan modis. Mama Sinta yang berhati emas. Dan angan-angan Sinta ingin punya mama seperti mama orang lain terbang entah ke mana.
Cerita oleh: Widya Suwarna
Baca Juga: Serigala adalah Nenek Moyang Anjing, Kenapa Serigala Tidak Dijinakkan?
Tonton video ini, yuk!