Sinta terkesiap. Walaupun anak jalanan, ternyata Ujang punya rasa setia kawan yang besar. Ia dapat makanan enak, dan ia tidak tega menikmatinya sendiri sementara dua kawannya menonton dari balik kaca di luar.
“Ajak saja mereka ke dalam. Mama akan pesankan lagi!” kata Mama.
“Tapi … jadi menyusahkan Mama, dong. Mama, kan, mesti bayar lagi!” kata Dudung dengan wajah prihatin.
Baca Juga: Serigala adalah Nenek Moyang Anjing, Kenapa Serigala Tidak Dijinakkan?
“Oooh, uang Mama cukup, kok! Hari ini memang Tuhan kasih rezeki pada kalian!” kata Mama. Wajah Mama berseri-seri dan untuk pertama kalinya Sinta bias melihat bahwa sebetulnya Mama cantik.
Dudung dan Ujang pergi ke depan. Mama memesan makanan lagi untuk Engkos dan Oni. Sinta bangkit untuk menolong Mama membawakan nampan. Hati Sinta terharu. Mama demikian baik.
Ketika membayar di kasir, kasir berkata, “Ibu baik sekali. Jarang orang seperti Ibu. Mau memperhatikan anak-anak jalanan!”
“Ah, hanya ini yang mampu saya lakukan!” kata Mama tersipu-sipu. Namun, dalam hati Sinta merasa bangga.