Meski Bergizi Tinggi, Bolehkah Anak-Anak Sarapan Telur Setiap Hari?

By Avisena Ashari, Selasa, 11 Februari 2020 | 19:00 WIB
Ilustrasi menu sarapan telur (Photo by Eiliv-Sonas Aceron on Unsplash)

Di dalam telur juga ada kolin, yang berguna  membentuk selaput sel dan memproduksi molekul pengirim sinyal ke otak.

Telur juga mengandung kolesterol. Tapi dalam jumlah yang tidak berlebihan kolesterol ini tidak memengaruhi kenaikan kolesterol jahat dalam darah.

Meski mengandung lemak baik seperti asam lemak omega-3, telur juga mengandung lemak jenuh. Jika menumpuk di tubuh, lemak jenuh ini bisa jadi tidak sehat.

Karenanya, menurut situs sains SFGATE, lebih baik anak-anak hanya mengonsumsi satu butir telur saja setiap harinya.

Menurut penelitian lainnya, orang dewasa yang sehat boleh mengonsumsi maksimal tiga butir telur setiap hari.

Namun, untuk kondisi kesehatan tertentu, mungkin bisa mengalami peningkatan kolesterol jahat jika terlalu banyak mengonsumsi telur.

Baca Juga: Sering Dilakukan di Rumah, Cara Menyimpan Telur Ini Ternyata Tidak Baik

Cara Mengolah Telur Juga Penting

Lemak jenuh dari sebutir telur sebenarnya tidak banyak meyumbang kalori, namun jumlah kalori bisa bertambah kalau kita mengonsumsinya dengan makanan lain yang juga mengandung lemak jenuh.

Asupan gizi dari telur juga dipengaruhi oleh cara mengolah telur. Mungkin ada teman-teman yang menambahkan keju, mentega, sosis, atau makanan lain yang menambah lemak jenuh pada menu sarapan telur?

Nah, ini sebaiknya dihindari supaya lemak jenuh tidak menumpuk.

Lebih baik lagi jika telur diolah dengan cara direbus dengan cangkang (boiling) atau direbus tanpa cangkang (poaching).

Kemudian, mengonsumsi telur dengan tambahan makanan lain yang sehat juga lebih baik. Misalnya sayuran yang kamu sukai.