Erupsi Gunung Anak Krakatau Terekam Citra Satelit Cuaca
Erupsi Gunung Anak Krakatau yang terjadi pada Jumat, 10 April 2020 lalu ternyata tidak hanya terekam di pos pemantauan Gunung Anak Krakatau saja, nih.
Peristiwa erupsi ini juga terekam oleh satelit cuaca milik LAPAN pada 10 - 11 April lalu.
Video erupsi Gunung Anak Krakatau dari ruang angkasa ini sudah diunggah oleh akun Instagram dan Twitter resmi milik LAPAN.
Dari citra termal satelit Himawari, terlihat bahwa kejadian erupsi dari Gunung Anak Krakatau berpengaruh besar pada lingkungan sekitar, juga punya dimensi yang luas.
Baca Juga: PSBB di Depok, Bogor, dan Bekasi Sudah Disetujui Kemenkes
Masih dari satelit Himawari, erupsi Gunung Anak Krakatau juga memperlihatkan, bahwa pada Jumat (10/4/2020) pukul 23.10 Gunung Anak Krakatau mengeluarkan abu vulkanik yang radiasi panasnya terekam oleh satelit, seperti dijelaskan oleh peneliti ahli utama LAPAN, profesor Dony Kushardono.
Lalu pada pukul 23.50 hingga 24.00, abu vulkanik yang keluar dari Gunung Anak Krakatau semakin membesar dan tinggi.
Setelah itu, debu vulkanik terlihat bergerak ke arah barat daya, yaitu ke Pulau Sumatra bagian selatan.
Semburan debu vulkanik yang mengarah ke barat ini terlihat masih terjadi hingga pukul 05.00 keesokan harinya.
Baca Juga: Dampak Lockdown, untuk Pertama Kalinya dalam 30 Tahun, Gunung Himalaya Terlihat dari India
Letusan Gunung Anak Krakatau Tidak Menyebabkan Perluasan Kawah yang Signifikan
Setelah merekam citra Gunung Anak Krakau menggunakan satelit cuaca Himawari, LAPAN kembali mengamati erupsi Gunung Anak Krakatau menggunakan satelit, yaitu LAPAN-A2/LAPAN-ORARI.
Satelit ini merekam Gunung Anak Krakatau secara visual, yang menunjukkan erupsinya memiliki luas cakupan hingga 7 x 7 meter.