Bobo.id - Hari ini teman-teman Muslim sudah mulai menjalankan ibadah puasa. Itu artinya kita sudah memasuki bulan Ramadan.
Apakah teman-teman tahu cara menentukan tanggal puasa dan lebaran?
Kalau teman-teman perhatikan, setiap tanggal dan bulan pada kalender hijriah jarang sekali jatuh pada tanggal dan bulan yang sama di kalender masehi.
Baca Juga: Yuk, Konsumsi 8 Makanan Ini Agar Tetap Sehat di Hari Lebaran!
Karena itulah pemerintah Indonesia biasanya mengadakan sidang isbat untuk menetapkan tanggal 1 Ramadan dan 1 Syawal.
Ternyata untuk mengetahui masuknya bulan Ramadan dan pergantiannya ke bulan Syawal harus melibatkan ilmu astronomi.
Berbeda dengan kalender masehi yang menggunakan perhitungan berdasarkan pergerakan Matahari, kalender Hijriia menggunakan perhitungan dari pergerakan fase Bulan.
Yuk, kita cari tahu selengkapnya tentang cara menentukan tanggal puasa dan lebaran!
Cara Menentukan Tanggal Puasa dan Lebaran
1. Tanggal Puasa
Awal dan akhir bulan Ramadan ditentukan dengan hisab atau perhitungan matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan, teman-teman.
Kemudian ada rukyat yang merupakan pengamatan penampakan Bulan sabit.
Nah, tanda bulan Ramadan tiba adalah munculnya Bulan baru atau Bulan sabit, nih. Dalam bahasa Arab, Bulan sabit penanda bulan baru ini disebut hilal.
Ada komite khusus yang bertugas melakukan perhitungan dan pengamatan ini, teman-teman.
Tahukah kamu? Pekerjaan ini sulit karena biasanya tanda Bulan baru ini hanya terlihat sekitar 20 menit saja, lo.
Baca Juga: Roti Panggang Oregano, Olahan Roti Tawar Pilihan Menu Berbuka Puasa
Tapi, jika bulan tidak terlihat jelas karena awan atau kabut, maka ahli juga akan melakukan perhitungan untuk memastikannya.
Dikutip dari ALJAZEERA, menurut perhitungan ahli astronomi, Bulan baru akan muncul tanggal 23 April pukul 02:27 GMT atau 09.27 WIB. Nah, kemudian pada tanggal 24 April, Bulan baru itu akan terlihat di sebagian besar wilayah dunia.
Karena itulah hari ini umat Muslim sudah mulai melakukan ibadah puasa.
Nah, bulan Ramadan itu bisa berlangsung selama 29 atau 30 hari, tergantung pada kemunculan Bulan baru berikutnya, teman-teman.
2. Tanggal Lebaran
Sama seperti saat menentukan tanggal puasa, tanggal lebaran juga dipengaruhi oleh hilal.
Hilal sendiri merupakan sebuah istilah yang diambil dari bahasa Arab yang artinya “Bulan sabit muda”.
Itu karena hilal merupakan Bulan sabit yang terbentuk pertama kali setelah Bulan berada segaris lurus dengan Matahari.
Nah, kita cari tahu, yuk, tentang cara melihat hilal dan menentukan tanggal Idul Fitri!
Baca Juga: Agar Tetap Fokus Selama Puasa, Konsumsi 5 Makanan Ini saat Sahur, yuk!
Kriteria 2-3-8
Ada beberapa kriteria untuk Bulan sabit bisa disebut hilal, nih. Kriteria itu dikenal dengan kriteria 2-3-8.
Artinya, Bulan harus berada pada ketinggian dua derajat dari garis cakrawala saat Matahari terbenam.
Lalu, sudut elongasi Bulan dari Matahari sejauh tiga derajat. Bulan juga harus berusia minimal delapan jam dari fase Bulan baru.
Kalau sudah memenuhi tiga kriteria itu, barulah Bulan disebut sebagai hilal.
Ada beberapa kriteria untuk Bulan sabit bisa disebut hilal, nih. Kriteria itu dikenal dengan kriteria 2-3-8.
Artinya, Bulan harus berada pada ketinggian dua derajat dari garis cakrawala saat Matahari terbenam.
Lalu, sudut elongasi Bulan dari Matahari sejauh tiga derajat. Bulan juga harus berusia minimal delapan jam dari fase Bulan baru.
Kalau sudah memenuhi tiga kriteria itu, barulah Bulan disebut sebagai hilal.
Jadi pada dasarnya cara menentukan tanggal puasa dan lebaran adalah sama, yaitu tergantung pada munculnya hilal atau Bulan baru.
(Penulis: Avisena Ashari/Cirana Merisa)
Baca Juga: Hidangan Kolak Identik dengan Bulan Ramadan, Bagaimana Asal-Usulnya?
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id