Lebaran Kali Ini Makan Ketupat? Ternyata Ketupat Sudah Ada Sejak Abad ke-15, Ini Sejarah dan Makna Ketupat

By Avisena Ashari, Senin, 25 Mei 2020 | 08:00 WIB
Ketupat (Sajian Sedap)

Bobo.id – Siapa yang pada lebaran kali ini makan ketupat? Mungkin ada yang menyantap ketupat dengan opor, sambal goreng, semur, rendang, ataupun sate.

Ketupat memang jadi salah satu makanan yang banyak dikonsumsi saat hari raya Idulfitri, teman-teman.

Tahukah kamu? Tradisi membuat ketupat sudah ada sejak abad ke-15, lo.

Sejarah Ketupat di Indonesia

Berdasar wawancara Kompas.com pada 2017 dengan sejarawan Fadly Rahman dari Universitas Padjajaran Bandung, menurut cerita rakyat ada ketika masa hidup Sunan Kalijaga.

Tepatnya, ketupat mulai ada pada masa syiar Islam Sunan Kalijaga pada abad ke-15 hingga abad ke-16.

Menurut Pak Fadly, Sunan Kalijaga menjadikan ketupat sebagai budaya dan filosofi Jawa yang berbaur dengan nilai keislaman.

Pak Fadly juga menjelaskan bahwa hidangan ketupat juga dicocokkan dengan nilai keislaman oleh Sunan Kalijaga.

Namun, Sunan Kalijaga membaurkan pengaruh budaya Hindu pada nilai keislaman, sehingga ada akulturasi budaya antara keduanya.

Baca Juga: Ada Banyak Makanan di Hari Lebaran, Ini Tips agar Tak Makan Berlebihan

Kemungkian Ketupat Sudah Ada Sejak Zaman Hindu-Buddha

Sehingga, menurut Pak Fadly menyebut bahwa ketupat bisa jadi berasal dari zaman Hindu-Buddha di Nusantara.

Ketupat memang tidak tertulis dalam prasasti yang diteliti para ahli, namun, menurut Pak Fadly ada tanda bahwa makanan dari beras yang dibungkus dengan nyiur sudah dilakukan masyarakat di Nusantara sebelum masa pra-Islam.

Pada zaman pra-Islam, bahan makanan nyiur dan beras dijadikan sebagai sumber daya alam yang dimanfaatkan sebagai makanan masyarakat.

Selain itu, masyarakat Bali saat  ini juga menggunakan tipat atau ketupat dalam ritual ibadah.

Ketupat juga tidak hanya ditemukan di Indonesia, melainkan beberapa wilayah Asia Tenggara lainnya, terutama wilayah yang penduduknya ada dari Suku Melayu.

Makna di Balik Ketupat

Menurut Pak Fadly, ketupat disebut “kupat” oleh masyarakat Jawa dan Sunda, teman-teman.

Kata “kupat” memiliki arti “ngaku lepat”, dalam bahasa Indonesia artinya “mengakui kesalahan”.

Selain itu “kupat” juga berarti “laku papat” atau empat laku yang tercermin dari empat sisi ketupat.

Ternyata, ada makna di balik empat sisi ketupat, nih.

Baca Juga: Suka Makan Opor Ayam Saat Lebaran? Ternyata Opor Berawal dari Dua Makanan Luar Indonesia Ini

1. Lebaran: Satu sisi ketupat ini bermakna lebaran yang berasal dari kata dasar ‘lebar’. Ini artinya pitu ampun dibuka untuk orang lain.

2. Luberan: Sisi kedua ketupat bermakna luberan yang berasal dari kata dasar ‘luber. Artinya melimpah dan memberi sedekah pada orang yang membutuhkan.

3. Leburan: Sisi ketika ketupat bermakna leburan yang berasal dari kata dasar ‘lebur’. Leburan bermakna melebur dosa yang dilalui selama satu tahun.

4. Laburan: Sisi terakhir ketupat bermakna laburan yang merupakan kata lain ‘kapur’. Nah, kata ini memiliki makna menyucikan diri atau putih kembali seperti bayi.

Baca Juga: Keduanya Sama Terbuat dari Beras, Apa Perbedaan Ketupat dan Lontong?

(Penulis: Yana Gabriella Wijaya / Avisena Ashari)

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id

Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com

Yuk, lihat video ini juga!