Ternyata Begini Asal Nama Kota Solo yang Ada di Tayangan Cerita Sabtu Pagi, Anak Seribu Pulau: Solo

By Avisena Ashari, Sabtu, 6 Juni 2020 | 09:13 WIB
Salah satu bagian Keraton Surakarta (By AdityaDarmasurya - Own work, CC BY 3.0 / Wikimedia Commons)

Bobo.id - Teman-teman, hari ini program Belajar dari Rumah di TVRI punya tayangan seru, nih!

Hari Sabtu, 6 Juni 2020, ada tayangan Cerita Sabtu Pagi, Anak Seribu Pulau: Solo.

Seperti judulnya, kali ini tayangan itu akan membawa kita melihat Kota Solo, teman-teman.

Apakah ada di antara teman-teman yang pernah berkunjung ke Solo? Atau mungkin ada yang tinggal di Kota Solo?

Sebelum kita menonton tayangan Cerita Sabtu Pagi Anak Seribu Pulau: Solo, kita cari tahu dulu fakta kota Solo, yuk!

Tahukah kamu? Kota Solo juga dikenal dengan nama resminya, yaitu Kota Surakarta.

Kalau nama resminya Kota Surakarta, mengapa kota ini disebut Kota Solo, ya?

Ternyata, ada kisah menarik di balik nama "Solo" itu, teman-teman.

Asal Nama Kota Solo

Kota Solo merupakan kota yang terletak di Jawa Tengah, teman-teman.

Bersumber dari Kompas.com, nama Solo itu berhubungan dengan masa penjajahan di Solo, di mana Orang Eropa tidak bisa menyebutkan Sala.

Baca Juga: Bakmi Jawa di Solo Dijual pada Malam Hari, Mengapa Begitu, ya?

Sala adalah nama sebenarnya dari Solo. Dalam pengucapan kata dalam bahasa Jawa, huruf "a" memang dibaca hampir menyerupai huruf "o".

Dulu, Sala adalah sebuah desa yang banyak ditumbuhi tanaman sejenis pinus.

Dalam Serat Babad Sengkala, tanaman itu disebut dengan tanaman sala.

Desa Sala semakin maju setelah Keraton Kasunanan memindahkan lokasi kerajaannya ke sana. Sebelumnya, Keraton Kasunanan berada di wilayah yang saat ini adalah wilayah Kartasura.

Berpindahnya Keraton Kartasura ke Sala

Pada zaman penjajahan Belanda, etnis Tionghoa di Batavia mulai ditindas oleh VOC. Mereka pun melarikan diri ke wilayah Jawa Tengah, termasuk ke wilayah Keraton Kartasura.

Saat itu, Keraton Kartasura memiliki memiliki hubungan yang baik dengan Belanda.

Kemudian terjadilah pemberontakan etnis Tionghoa yang dipimpin oleh Sunan Kuning pada Keraton Kartasura.

Pemimpin Keraton Kartasura saat itu, Pakubuwono II, memerintahkan abdi-abdinya untuk mencari wilayah baru dan memindahkan kekerajaan.

Para abdi dalem pun menemukan tiga lokasi untuk pemerintahan baru, yaitu Desa Sala, Desa Kadipolo, dan Desa Sana Sewu.

Baca Juga: Mi Ketoprak Asal Solo Berbeda dari Ketoprak Jakarta, Pernah Coba?

Akhirnya Desa Sala dipilih dengan alasan geografis dan magis-religius. Desa Sala ini letaknya hanya sektar 11,5 kilometer dari wilayah awal Keraton Kartasura.

Desa Sala juga dianggap sebagai wilayah yang memiliki arti penting dalam hubungan sosial, politik, dan militer antara Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Berpindahnya Keraton Kartasura ke Sala ini juga disebut bedol keraton, karena bangunan istana di Kartasura sudah hancur.

Berkembangnya Desa Sala dan Nama Surakarta

Setelah Keraton Kartasura berpindah ke Desa Sala dan menjadi Keraton Kasunanan, wilayah Desa Sala terus berkembang.

Lama-kelamaan, wilayah Desa Sala menjadi Kota Sala.

Penyebutan nama Sala menjadi Solo banyak digunakan karena banyak orang Eropa yang tidak bisa melafalkan huruf "a" dalam bahasa Jawa.

Sebagai nama resmi, pihak Keraton Kasunanan menggunakan nama Surakarta. Nama itu berasal dari akar kata nama istana sebelumnya, yaitu Kartasura.

Nama Kartasura itu sebelumnya merupakan harpan dari Raja Mataram terdahulu, agar bisa beribukota di Karta yang berarti tenteram.

Baca Juga: Pernah Coba Tengkleng? Dulu Makanan Ini Dibuat Saat Masa Penjajahan

Akhirnya, Desa Sala memiliki nama resmi Surakarta Hadiningrat, yang artinya harapan akan terciptanya negara yang tata tentrem karta raharja atau teratur, tertib, aman, dan damai.

Harapan lainnnya adalah kerajaan baru itu memiliki tekad dan keberanian menghadapi rintangan yang menghadang (sura) untuk mewujudkan kehidupan dunia yang indah (hadiningrat).

Sedang kata karta tetap digunakan sebagai wujud permohonan berkah dari leluhur pendahulu dan pendiri Kerajaan Mataram.

Begitulah fakta nama kota Solo.

Kira-kira fakta menarik apalagi tentang kota Solo yang bisa dipelajari, ya? Temukan di tayangan Cerita Anak Sabtu Pagi, Anak Seribu Pulau: Solo, ya!

Baca Juga: Cari Tahu Kisah Sahabat Pelangi Lakukan Senam Irama di Video Ini!

(Penulis: Resa Eka Ayu Sartika)

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id

Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com