Bobo.id - Ada berbagai makanan di Indonesia yang memiliki sensasi pedas.
Selain itu, terdapat beragam jenis sambal di Indonesia yang dimiliki oleh hampir setiap daerah.
Mulai dari sambal yang memiliki citarasa manis, sampai sambal yang sangat pedas.
Apakah teman-teman suka mengonsumsi makanan yang pedas?
Bagi orang yang menyukai makanan pedas, mereka memiliki toleransi yang tinggi terhadap sensasi pedas, sehingga tidak mudah merasakan pedas.
Namun hal yang berbeda akan dirasakan oleh seseorang yang tidak bisa atau tidak suka makan makanan pedas.
Meski hanya terdapat sedikit cabai di dalam makanannya, seseorang yang tingkat toleransi pada sensasi pedasnya rendah, akan dengan mudah merasa kepedasan.
Baca Juga: Ada yang Cegukan saat Mengonsumsi Makanan Pedas Karena Zat Kapsaisin, Ketahui Cara Mencegahnya
Benarkan Kemampuan Mengonsumsi Makanan Pedas Ditentukan oleh Gen?
Ada seseorang yang mampu mengonsumsi makanan pedas, tapi ada juga yang sama sekali tidak bisa konsumsi makanan pedas.
Banyak yang mengatakan kemampuan seseorang untuk makan makanan pedas dipengaruhi atau ditentukan oleh gen yang dibawanya.
Nyatanya, kemampuan seseorang untuk tahan atau bisa mengonsumsi makanan pedas tidak ditentukan oleh gen yang ada di tubuhnya.
Bahkan gen dalam tubuh seseorang tidak berhubungan dengan kemampuannya dalam mengonsumsi makanan pedas, teman-teman.
Baca Juga: Ternyata Ini Rahasianya Mengapa Makanan yang Kita Makan di Pesawat Terasa Berbeda, Cari Tahu, yuk!
Sensasi Pedas Ditentukan oleh Saraf Reseptor Tertentu
Meskipun makanan pedas bisa membuat lidah kita seperti terbakar, pedas ternyata bukan merupakan salah satu rasa, melainkan hanya sebuah sensasi.
Sensasi pedas yang kita rasakan dari makanan pedas akan dideteksi oleh sebuah saraf reseptor atau penerima yang bernama TRPV1.
TRPV1 adalah protein berukuran kecil yang akan terbuka sebagai respons dari peningkatan suhu, seperti yang dilakukan oleh zat capsaicin dalam cabai.
Ketika kita mengonsumsi cabai yang memiliki zat capsaicin yang panas, maka reseptor TRPV1 akan mengirimkan sinyal ke otak bahwa ada sesuatu yang panas dan pedas sedang mengenai reseptor tadi.
Baca Juga: IQ Dianggap Sebagai Tingkat Kecerdasan yang Paling Penting, Apakah Lebih Penting dari EQ?
Ini artinya, sensasi pedas yang kita rasakan sebenarnya berasal dari sinyal yang menuju ke otak.
Nah, setiap orang ternyata memiliki jumlah protein TRPV1 yang berbeda-beda, teman-teman.
Jumlah TRPV1 yang berbeda-beda inilah yang menyebabkan seseorang lebih tahan atau justru tidak bisa makan makanan pedas sama sekali.
Seseorang Bisa Melatih Toleransinya akan Makanan Pedas
Meskipun seseorang memiliki reseptor TRPV1 yang lebih sedikit, hal ini bukan berarti mereka tidak bisa mengonsumsi makanan pedas, teman-teman.
Toleransi atau ketahanan seseorang terhadap makanan pedas ternyata bisa dilatih sejak kecil, lo.
Kalau seseorang sudah terbiasa mengonsumsi makanan pedas, maka saat dewasa mereka akan lebih tahan akan sensasi pedas dari makanan yang dikonsumsi.
Ternyata, reseptor TRPV1 yang ada dalam tubuh kita bisa dilatih untuk menerima rasa pedas.
Hal ini membuat kita merasakan sensasi pedas dan panas yang lebih sedikit karena sudah terbiasa mengonsumsi makanan pedas.
Baca Juga: Rupanya Ini Alasan Mengapa Minum Susu Bisa Meredakan Mulut Saat Kepedasan, Pernah Tahu?
Kesukaan Pada Sensasi Pedas Berkaitan dengan Kepribadian
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada 2012 lalu, menemukan bahwa orang-orang pencari sensasi cenderung lebih menyukai makanan pedas, lo.
Pencari sensasi maksudnya adalah orang-orang yang lebih terbuka pada pengalaman baru dan menikmati kegiatan yang menantang, seperti naik mobil berkecepatan tinggi atau naik roller coaster.
Nah, mereka yang menyukai kegiatan-kegiatan tadi biasanya akan lebih menyukai makanan pedas, meskipun sensasi yang ditimbulkan awalnya tidak menyenangkan.
Yuk, lihat video ini juga!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com