Setiap kali burung itu datang, ia selalu bertanya dan berkata seperti itu pada tukang kebun. Dan setiap hari, selalu ada satu pohon layu. Tukang kebun akhirnya menceritakan hal itu pada Pangeran Shahzada.
“Kalau hal ini terjadi terus, seluruh pohon di kebun istana akan mati, Pangeran.”
Pangeran Shahzada menjadi bersemangat dan merasa sehat. Ia segera memasang perangkap untuk menangkap burung itu. Betapa gembiranya Shahzada ketika burung itu tertangkap. Ia segera memasukkannya ke dalam sangkar emas dan memandangi setiap hari bulu burung itu yang indah.
Ketika pelayan muda itu melihat burung itu, ia segera tahu kalau itu adalah burung jelmaan gadis di dalam peti emas. Pelayan itu takut jika burung itu memberitahu Shahzada kalau dialah yang membuka peti emas. Ia memutuskan untuk membunuh burung itu.
Pada suatu hari, Shahzada harus mengunjungi kerajaan lain bersama ayahnya. Setelah Shahzada pergi, pelayan yang merasa dirinya pintar itu segera membuka sangkar emas. Burung indah itu terbang keluar sangkar. Pada saat yang sama, pelayan itu melepas seekor kucing.
Kucing itu mengejar burung itu sampai sayapnya kena cakar. Burung yang malang itu terluka. Ia sempat terbang sampai ke halaman namun akhirnya jatuh ke tanah. Anehnya, seketika tubuh burung itu berubah menjadi semak-semak mawar. Lalu tumbuh setangkai mawar indah di semak itu.
Suatu hari, tukang kebun memetik beberapa tangkai mawar dan membawanya pulang. Mawar jelmaan Nar Tanesi juga ia petik. Semua mawar ia masukkan ke dalam vas. Beberapa hari kemudian, semua mawar layu, kecuali mawar jelmaan Nar Tanesi. Mawar itu tetap segar seperti ketika tumbuh di halaman istana.
Baca Juga: Penyakit yang Disebabkan oleh Virus Merupakan Self Limiting Disease, Apa Itu Self Limiting Disease?