Punya Kebiasaan Tidur Harus Pakai Selimut? Ternyata Ada Penjelasan Ilmiahnya

By Iveta Rahmalia, Senin, 9 November 2020 | 20:00 WIB
Tidur pakai selimut. (Pixabay)

Bobo.id - Kalau kedinginan, biasanya kita akan pakai selimut saat tidur. Namun, ada orang yang selalu pakai selimut di kondisi panas sekalipun.

Apakah teman-teman seperti itu? Mengapa bisa begitu, ya? 

Sebelum mencari tahu jawabannya, kita cari tahu dulu sejak kapan selimut digunakan, yuk! 

Di zaman dahulu, tidak semua orang memiliki selimut, teman-teman.

Selimut awalnya merupakan salah satu barang yang mewah dan mahal harganya. Sehingga tidak banyak orang yang mampu untuk membelinya.

Namun sprei dan selimut sendiri sudah ada sejak sebelum masehi, lo.

Mulai dari yang berbahan linen di peradaban Mesir sekitar 3.500 tahun sebelum Masehi, sampai yang berbahan wol di masa peradaban Romawi. Sedangkan, sprei berbahan katun mulai dibuat sekitar abad pertengahan Eropa.

Baca Juga: Tidur Tengkurap Tidak Dianjurkan untuk Dilakukan, Ketahui Berbagai Dampak Tidur Tengkurap bagi Tubuh

Memasuki awal masa modern setelah abad pertengahan, kelas pekerja di Eropa perlahan-lahan mampu membeli sprei dan selimut.

Di Eropa Barat, sprei dan selimut adalah barang termahal yang ada di rumah-rumah para kelas pekerja, teman-teman.

Sampai-sampai, pada zaman tersebut, sprei dan selimut dimasukkan ke dalam surat wasiat untuk diwariskan pada keturunannya.

Alasan Mengapa Ada Orang yang Suka Memakai Selimut Saat Tidur

Apa teman-teman punya kebiasaan memakai selimut juga? Mungkin dua alasan berikut ini yang jadi penyebabnya, nih.

Menurut Dr. Alice Hoagland dari klinik insomnia di New York, alasan kita membutuhkan selimut ada dua komponen, yaitu komponen perilaku dan fisiologis. Simak penjelasannya, yuk!

1. Komponen Fisiologis

Sekitar 60 – 90 menit sebelum waktu kita biasa tidur, tubuh kita mulai kehilangan suhu tubuh dasar.

Jadi, suhu tubuh mulai menurun untuk mempersiapkan tubuh kita sebelum tidur.

Baca Juga: Minum Air Kelapa Sebelum Tidur Ternyata Bermanfaat, Ketahui Berbagai Manfaat Rutin Minum Air Kelapa

Saat tubuh ada dalam keadaan hangat, kita jadi lebih terjaga. Saat tubuh kita mendingin, kita jadi lebih mengantuk.

Menurunnya suhu tubuh ini berhubungan dengan pelepasan hormon melatonin, teman-teman. Hormon melatonin ini membuat kita mengantuk.

Namun, saat kita sudah tidur, ada beberapa hal yang terjadi, termasuk perubahan suhu tubuh kita.

Pada fase tidur REM (Rapid Eye Movement), tubuh kita mulai kesulitan mengatur suhu tubuh.

Kemudian, di saat pergantian malam menuju pagi, suhu akan menurun.

Inilah mengapa kita merasa kedinginan sesaat sebelum bangun di pagi hari dan mulai ingin memakai selimut agar hangat.

Menurut Dr. Alice Hoagland, pengalaman merasakan dingin tersebut membuat kita ingin memakai selimut atau selalu menyediakan selimut sejak awal tidur.

Baca Juga: Sering Diabaikan, Inilah 5 Tanda dari Tubuh Kalau Kita Kurang Tidur, Salah Satunya Jadi Mudah Lupa

Ditambah lagi, saat fase REM terjadi, tubuh menurunkan kadar serotonin. Serotonin ini adalah saraf pembawa pesan yang berhubungan dengan perasaan tenang, bahagia dan nyaman.

Nah, beberapa penelitian juga mengatakan kalau selimut yang berat bisa memicu produksi serotonin dari otak. Sehingga kita merasa nyaman saat tidur memakai selimut itu.

2. Komponen Perilaku

Nah, alasan kedua adalah kebiasaan, teman-teman. Misalnya sejak kecil kita terbiasa tidur menggunakan selimut.

Ini karena saat masih bayi, pengaturan suhu tubuh kita belum sempurna, sehingga mudah kedinginan.

Karenanya sejak kecil kita jadi memakai selimut untuk bersiap tidur. Lama-kelamaan karena terbiasa, kita jadi lebih mudah mengantuk saat berselimut.

Baca Juga: Mudah Lelah saat Berolahraga? 4 Hal Ini Bisa Menjadi Penyebab, Salah Satunya Kurang Tidur

(Penulis: Avisena Ashari)

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id

Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com