Bobo.id - Vaksin Sinopharm resmi disetujui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk digunakan sebagai vaksin booster.
Hal tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) Kemenkes Nomor SR.02.06/C/1644/2022 Tentang Penambahan Regimen Vaksinasi Covid-19 Sinopharm sebagai Dosis Lanjutan (Booster).
Dengan demikian, saat ini, ada empat jenis vaksin booster yang bisa diberikan bagi penerima vaksin Sinovac.
Antara lain, AstraZeneca separuh dosis (0,25 ml), Pfizer separuh dosis (0,15 ml), Moderna dosis penuh (0,5 ml), dan Sinopharm dosis penuh (0,5 ml).
Bagaimana ketentuan vaksin booster Sinopharm? Vaksin Sinopharm bisa diberikan melalui mekanisme homolog maupun heterolog.
Dilansir dari kemenkes.go.id, mekanisme homolog, yaitu pemberian dosis booster dengan menggunakan jenis vaksin yang sama dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya.
Sementara mekanisme heterolog, yaitu pemberian dosis booster dengan menggunakan jenis vaksin yang berbeda dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya.
Satu regimen vaksin Sinopharm dapat diberikan sebagai booster homolog bagi penerima vaksin Sinovac.
Regimen berarti pedoman mengenai dosis dan cara pemakaian obat dalam suatu penelitian.
Baca Juga: Dokter Imbau untuk Perhatikan KIPI Vaksin pada Anak Usia 6-11 Tahun, Apakah Itu?
Kepala Badan POM Penny K. Lukito dalam keterangan tertulis menjelaskan bahwa booster heterolog vaksin Sinopharm satu dosis diperuntukkan untuk subyek usia 18 tahun ke atas yang telah mendapatkan vaksin primer Sinovac dosis lengkap enam bulan sebelumnya.
Adakah Efek Samping Vaksin Sinopharm?
Menurut BPOM, dari aspek keamaan, penggunaan vaksin Sinopharm sebagai booster heterolog secara umum dapat ditoleransi dengan baik.
Adapun reaksi lokal atau efek samping vaksin yang paling sering dilaporkan dalam uji klinis booster heterolog vaksin Sinopharm booster Covid-19 ini, antara lain nyeri di tempat suntikan, rasa gatal/pruritus, kemerahan, dan pembengkakan.
Kejadian sampingan sistemik dari pemberian vaksin booster untuk penerima Sinovac yang paling banyak dilaporkan meliputi fatigue/kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, dan batuk.
Aturan Vaksin Booster
Aturan dosis dan penggunaan vaksin booster jika menggunakan vaksin Sinovac pada dosis 1 dan 2 (vaksin primer), maka vaksin booster yang bisa digunakan adalah:
- AstraZeneca separuh dosis (0,25 ml)
- Pfizer separuh dosis (0,15 ml)
- Moderna dosis penuh (0,5 ml)
- Sinopharm dosis penuh (0,5 ml).
Jika menggunakan vaksin primer AstraZeneca, maka vaksin boosternya:
- Moderna separuh dosis (0,25 ml)
- vaksin Pfizer separuh dosis (0,15 ml)
- vaksin AstraZeneca dosis penuh (0,5 ml).
Jika menggunakan vaksin primer Pfizer, maka vaksin boosternya:
- Pfizer dosis penuh (0,3 ml)
- Moderna separuh dosis (0,25 ml)
- AstraZeneca dosis penuh (0,5 ml).
Jika menggunakan vaksin primer Moderna, maka vaksin boosternya adalah Moderna separuh dosis (0,25 ml).
Jika menggunakan vaksin primer Janssen (J&J), maka vaksin boosternya yaitu Moderna separuh dosis (0,25 ml).
Jika menggunakan vaksin primer Sinopharm, maka vaksin boosternya yaitu Sinopharm dosis penuh (0,5 ml).
(Penulis : Nur Fitriatus Shalihah)
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.