Kenapa Lentera Selalu Identik dengan Ramadan? Ini Penjelasan dan Sejarahnya

By Amirul Nisa, Selasa, 12 April 2022 | 17:00 WIB
Sejarah lentera menjadi simbol bulan Ramadan. (lifeforstock/freepik)

Bobo.id - Di bulan Ramadan ini, tentu teman-teman sering melihat beragam pamflet ataupun dekorasi yang menyimbolkan bulan Ramadan.

Simbol yang biasa muncul adalah kubah masjid, bulan dan bintang, serta lentera.

Simbol berupa kubah masjid serta bulan dan bintang memang identik dengan agama Islam yang menjalankan puasa di bulan Ramadan.

Lalu bagiamanan dengan simbol lentera yang juga banyak digunakan?

Simbol ini muncul menjadi sebuah tradisi tersendiri dari bulan Ramadan, yang ternyata memiliki kisah di baliknya.

Kisah tentang lentera di bulan Ramadan memang ada banyak versi, namun versi paling terkenal adalah kisah pasa masa Khalifah Fatimiyah yang ada di Kairo, Mesir.

Sejarah Lentera Jadi Simbol Ramadan

Kepemimpinan Fatimiyah berkuasa di Kairo sejak tahun 990 hingga 1171 Masehi yang menjadi awal kisah lentera di bulan Ramadan.

Cerita lentera atau dalam kitab Arab disebut al-fanus, ini bermula saat penduduk Kairo menunggu kedatangan al-Muizz Lidinillah yang merupakan khalifah keempat Fatimiyah, di malam hari.

Baca Juga: 5 Menu Berbuka Puasa Khas di Berbagai Negara, Ada Kebab hingga Olahan Daging Domba

Hari itu bertepatan dengan bulan Ramadan tahun 358 Hijriah atau 969 Masehi.

Selama menunggu Panglima Jawhar al-Saqili memiliki ide untuk memberikan penerangan pada sang khalifah.

Panglima pun meminta masyarakat menyalakan lilin yang diletakan di depan rumah masing-masing.

Warga Kairo pun berinisiatif menutupi lilin itu dengan daun palem dan memberi alas kayu agar terlindung dari tiupan angin.

Setibanya di Kairo, al-Muizz pun merasa gembira dan terkesan dengan sambutan itu.

Tidak lama kemudian, ia mewajibkan setiap rumah memiliki lentera yang di letakan di depan rumah masing-masing.

Bahkan kewajiban itu menjadi sebuah aturan tersendiri yang harus dipatuhi masyarakat dan ada juga hukuman bagi yang melanggar.

Bahkan pada masa Khalifa Fatimiyah ada hampir 500 pengrajin lentera yang bekerja untuk persiapan Ramadan.

Sehingga saat Ramadan tiba, kota akan menjadi penuh cahaya pada malam hari, karena banyak lentera yang dipasang di berbagai tempat.

Baca Juga: Tradisi Unik saat Ramadan di Maroko, Sup Harira jadi Makanan Wajib Masyarakat untuk Berbuka Puasa

Perkembangan Lentera

Semenjak peraturan itu ditetapkan, lentara menjadi terus berkembang dan menjadi sarana penerangan bagi banyak orang.

Bahkan, masjid saat bulan Ramadan pun mulai dihias dengan banyak lentera dan lilin.

Anak-anak dan anak muda yang keluar di malam hari juga akan membawa lentera sebagai penerangan.

Semakin majunya zaman, lentera yang awalnya menggunakan lilin atau minyak serta sumbu mulai berganti.

Lentara pun mulai menggunakan aliran listrik dari kabel di rumah.

Atau menggunakan batrai khusus jika lentera dibawa berpergian.

Lalu lentera tradisional juga semakin berkembang dengan lampu berkelap-kelip dan memiliki pengeras suara yang berisi lagu-lagu tradisional selama Ramadan.

Kini lentera bisa dengan mudah ditemukan dengan harga yang beragam.

Baca Juga: Ada yang Nyanyikan Lagu Tradisional hingga Syair Merdu, Ini 5 Tradisi Unik selama Ramadan di Berbagai Negara

Ada lentera yang murah ada juga yang mahal karena dibuat dari pengrajin profesional.

Nah, itu tadi awal mula kisah dari lentera menjadi simbol bulan Ramadan yang ternyata sudah digunakan sejak ratusan tahun lalu.

(Penulis: Ahmad Naufal Dzulfaroh/Amirul Nisa)

Tonton video ini, yuk!

----

Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.