Bobo.id - Kebanyakan orang tidak suka makan pinggiran roti tawar atau pinggiran roti lainnya yang biasanya berwarna kecoklatan.
Alasannya, pinggiran roti ini cenderung lebih keras dibanding bagian tengah atau bagian putihnya.
Apakah kamu termasuk?
Padahal, pinggiran roti ini juga memiliki nutrisi dan manfaat yang tidak kalah dari bagian putih roti tawar, lo.
Proses Pemanggangan Roti Mengubah Senyawa pada Pinggiran Roti
Kalau diperhatikan, tekstur dan warna pinggiran roti berbeda dengan bagian tengahnya.
Hal ini terjadi karena adanya proses kimia yang disebut sebagai reaksi Mailliard yang muncul saat proses pemanggangan roti.
Ketika adonan roti dipanggang, maka akan menghasilkan serangkaian proses kimia yang nantinya akan menghasilkan senyawa tertentu.
Panas yang diterima oleh adonan roti akan menyebabkan karbon pada karbohidrat roti bercampur dengan asam amino protein.
Akibatnya, pinggiran atau permukaan roti akan berubah warna menjadi kecokelatan.
Proses kimia ini ditemukan oleh Louis-Camille Maillard di awal tahun 1900-an.
Baca Juga: Mana yang Lebih Baik Dikonsumsi Sehari-hari, Nasi atau Roti?
Awalnya, peneliti mengatakan kalau reaksi Maillard ini hanya mengubah warna dan rasa pinggiran roti saja.
Namun dari penelitian lanjutan yang dilakukan, reaksi ini juga bisa memunculkan antioksidan bernama pronyl-lysine.
Senyawa antioksidan ini terbentuk saat pati dan gula bereaksi dengan asam amino dari ikatan protein bernama L-lisin.
Manfaat Pinggiran Roti
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ditemukan bahwa pinggiran roti mengandung senyawa bernama pronyl-lysine, yaitu sebuah antioksidan.
Dibandingkan dengan bagian tengah roti, antioksidan ini jumlahnya delapan kali lebih banyak di pinggiran roti.
Teman-teman pasti tahu, kan, kalau antioksidan merupakan senyawa yang penting untuk mencegah dan memerangi kanker?
Nah, senyawa pronyl-lysine ini berguna untuk meningkatkan jumlah enzim fase II, yang berdasarkan penelitian, bisa mencegah kanker berkembang dalam tubuh.
Gizi di Pinggiran Roti Sama dengan Bagian Tengah Roti
Dari penelitian ini, bangian pinggir roti diketahui bahwa punya tingkat antioksidan yang tinggi.
Meskipun begitu, hal ini bukan berarti pinggiran roti lebih bergizi dari bagian tengah roti, nih, teman-teman.
Baca Juga: Pantas Roti Tawar Sudah Berjamur Meski Belum Kedaluwarsa, Ternyata 4 Hal Ini Sering Terlewat
Nyatanya, pinggiran roti punya gizi yang sama dengan bagian tengah roti, kok.
Selain itu, gizi dari roti juga ditentukan oleh bahan-bahan yang digunakan untuk membuat roti.
Misalnya apa roti itu dibuat dari tepung terigu, campuran gandum, atau gandum utuh.
Roti yang terbuat dari gandum utuh diketahui punya gizi yang paling tinggi dibandingkan jenis roti lainnya.
Namun memang ada beberapa orang yang tidak menyukai pinggiran roti karena rasanya yang kurang lezat.
Pinggiran roti tidak perlu dibuang, teman-teman, karena bisa dimanfaatkan untuk membuat makanan atau camilan lainnya, seperti garlic bread berukuran kecil, crouton yang rasanya manis, maupun makanan untuk burung.
Mengapa Tekstur Roti Jadi Mengeras?
Jika tidak disimpan dengan tepat, tekstur roti bisa berubah menjadi keras dan tidak lagi lembut.
Nah, tekstur roti yang menjadi keras ini disebabkan karena campuran dari bahan pembuatnya.
Roti terdiri dari molekul pati dan molekul protein tepung terigu. Kedua molekul ini akan bercampur di antara kantung-kantung kecil berisi karbon dioksida, yang terbentuk selama proses fermentasi.
Setelah roti matang, molekul pati akan menarik air di dalam roti dan udara di sekitar roti.
Baca Juga: Bisa Jadi Bekal Sekolah, Coba Resep Roti Goreng Gulung ala Sushi Ini, yuk!
Hal inilah yang kemudian membuat roti jadi mengeras dan terlihat kering.
Cara Agar Roti Tetap Lembut dan Tidak Mengeras
Roti yang terpapar udara dan tidak disimpan dengan tepat bisa lebih cepat mengeras.
Inilah sebabnya, roti harus disimpan dengan cara yang tepat, yaitu:
1. Simpan di Kotak Roti
Cara pertama untuk mempertahankan tekstur roti yang lembut adalah dengan menyimpan roti di dalam kotak roti atau wadah kedap udara lainnya.
Meletakkan roti di dalam wadah yang tertutup rapat dan kedap udara akan membuat kelembapan di sekitar roti tetap seimbang.
Sehingga roti tidak menjadi lebih lembek atau lebih keras.
2. Simpan di Freezer
Roti yang disimpan di kulkas pada bagian pendingin memang akan mengeras dan teksturnya tidak lagi lembut.
Namun tekstur roti tidak akan berubah kalau roti disimpan di dalam freezer, teman-teman.
Baca Juga: Cocok untuk Dinikmati Bersama Keluarga, Ini Resep Roti Apel Karamel
Masukkan roti ke dalam kantung plastik khusus makanan, keluarkan udaranya, kemudian simpan roti di dalam freezer.
Jika ingin memakan rotinya, kita bisa menghangatkan kembali roti itu dan membuat teksturnya kembali lembut.
3. Bungkus Roti menggunakan Plastik atau Aluminium Foil
Jika teman-teman tidak memiliki kotak atau wadah khusus roti dan tidak mau menyimpan roti di dalam freezer, kita bisa menyimpan roti menggunakan plastik kemasannya atau menggunakan aluminium foil.
Roti yang disimpan di plastik atau dibungkus menggunakan aluminium foil akan tetap membuat teksturnya tetap lembut.
Namun kekurangan dari cara ini adalah akan membuat pinggiran roti jadi tidak renyah, atau jadi lembek.
Agar pinggiran roti kembali renyah, kita bisa memanggang atau menghangatkan roti sebentar saja.
Baca Juga: Agar Tak Bikin Berat Badan Bertambah, Ini Cara Makan Roti Tawar yang Benar dan Sehat
(Penulis: Tyas Wening)
----
Kuis! |
Mengapa tekstur roti bisa mengeras? |
Petunjuk: cek di halaman 3! |
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.