Jadi Kudapan Goreng Paling Enak di Dunia, Bagaimana Sejarah Pisang Goreng di Indonesia?

By Fransiska Viola Gina, Jumat, 17 Februari 2023 | 14:00 WIB
Pisang goreng menjadi kudapan terbaik di dunia. (PIXABAY/masbebet)

Bobo.idPisang goreng baru saja dinobatkan sebagai best rate deep-fried desserts. Hidangan khas Indonesia ini menempati urutan pertama.

Penghargaan pisang goreng ini berdasarkan penilaian dari Taste Atlas yang secara rutin merilis daftar makanan terbaik dalam berbagai kategori.

Dalam hal gorengan, dirilis pula most popular deep-fried desserts untuk kuliner pencuci mulut yang paling terkenal. 

Namun soal rasa, pisang goreng dianggap yang terbaik dan menempati urutan pertama dengan penilaian sebesar 4,6.

Pisang goreng mengungguli beberapa gorengan terkenal lainnya seperti bomboloni dari Italia, churros dari Spanyol, dan donat dari Amerika Serikat. 

Dalam keterangannya, pisang goreng memang diebut sebagai jajanan sehari-hari yang kerap disantap masyarakat Indonesia. 

Potongan pisang akan diiris kemudian dilapisi adonan tepung lalu digoreng hingga pisang berwarna keemasan. 

Beberapa variasi pisang goreng disajikan dengan taburan gula halus, kayu manis, cokelat, atau ditemani selai atau es krim. 

Terkenal sebagai kudapan manis khas Indonesia, apakah teman-teman tahu bagaimana awal mula pisang goreng di Indonesia? Cari tahu, yuk!

Berasal dari Bangsa Portugis

Meskipun banyak orang yang menyebut pisang goreng adalah hidangan khas Indonesia, ternyata hidangan ini tidak benar-benar asli Indonesia, lo. 

Baca Juga: 5 Cara Mudah Pilih Pisang yang Manis, Cocok Jadi Hidangan Pisang Goreng

Dilansir dari Kompas.com, pisang goreng ini awalnya diperkenalkan oleh bangsa Portugis saat mereka datang ke kawasan Melayu pada 1511.

Masyarakat Portugis diketahui memiliki kebiasaan menyantap pisang sebagai menu sarapannya. Kebiasaan ini dibawa hingga ke Indonesia.

Bangsa Portugis akan menambahkan tepung ke dalam pisang yang sudah dikupas kulitnya dan kemudian digoreng. 

Tepung yang digunakan adalah tepung terigu. Kata terigu sendiri ternyata diadopsi dari kosakata Portugis, yakni trigo.

Sementara itu, pisang yang biasanya digunakan adalah pisang kepok karena pisang ini memiliki kadar air yang tidak terlalu banyak.

Selain itu, pisang yang digunakan adalah pisang yang tidak terlalu masak. Sebab, tingkat kematangan pisang akan memengaruhi rasanya.

Menariknya, awal masuk ke Indonesia, pisang goreng hanya bisa dikonsumsi oleh kaum bangsawan dan kalangan ningrat. 

Kaum bangsawan dan kalangan ningrat ini akan menyuguhkan pisang goreng sebagai jamuan kepada para tamunya.

Namun kini, pisang goreng sudah bisa dinikmati oleh semua kalangan masyarakat. Bahkan, pisang goreng telah banyak variasinya.

Varian pisang goreng seperti pisang molen, pisang goreng pasir, pisang kipas, pisang goreng sale, hingga pisang nugget. 

Banyak juga pisang goreng yang disajikan dengan aneka topping, seperti cokelat, keju, maupun gula halus. 

Baca Juga: Jangan Sampai Salah Pilih, Ini 4 Jenis Pisang yang Paling Cocok Diolah jadi Pisang Goreng

Makan Pisang Goreng Terlalu Sering

Meskipun lezat, proses pembuatan pisang goreng ini membuat pisang menjadi makanan yang mengandung banyak lemak. 

Hampir semua gorengan bisa menjadi sumber kolesterol karena proses penggorengan, begitu juga pisang goreng. 

Dalam satu buah pisang goreng saja, rata-rata mengandung 3,58 gram lemak. Jumlah itu sudah lebih dari 50 miligram kolesterol. 

Jadi, satu pisang goreng sudah bisa membuat teman-teman mendapatkan lima persen lemak jenuh di dalam tubuh. 

Padahal dalam sehari, tubuh manusia dibatasi untuk mengonsumsi tidak lebih dari tujuh persen lemak jenuh. 

Bila teman-teman makan pisang goreng sebanyak lebih dari satu buah, bisa jadi kadar kalori dalam tubuh melebihi jumlah yang seharusnya.

Selain kandungan kalori dan lemak tinggi, masalah lain yang timbul adalah adanya kandungan yang hilang saat menggoreng pisang.

Pada sebuah pisang goreng, teman-teman masih bisa menemukan kandungan protein, karbohidrat, kalsium, dan zat besi.

Namun jumlah setiap kandungan itu tentu saja sudah menurun di bandingkan pisang yang belum digoreng, teman-teman. 

Beberapa penyakit yang mengganggu juga bisa terjadi ketika kita mengonsumsi pisang goreng dalam jumlah cukup banyak. 

Baca Juga: Sederhana, Begini Rahasia Membuat Pisang Goreng Crispy Lezat dan Tak Berminyak

Misalnya, seperti penyakit kanker, migrain atau sakit kepala, gangguan pencernaan, hingga menyebabkan batuk. 

Oleh karena itu, meskipun rasanya lezat dan menggugah selera, sebaiknya tetap mengerti batasan mengonsumsi pisang goreng, ya.

----

Kuis!

Bagaimana variasi pisang goreng yang ada saat ini?

Petunjuk: cek di halaman 1!

Lihat juga video ini, yuk!

---- 

Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo. 

Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id. 

Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023