Bobo.id - Salah satu kegiatan seru saat menunggu waktu buka puasa adalah berburu takjil. Contoh hidangan takjil yang paling diminati adalah kurma, minuman dingin, dan aneka jajanan pasar.
Selain itu, kita juga bisa membuat takjil sendiri di rumah, misalnya membuat kolak, es buah, susu kurma, hingga biskuit.
Istilah takjil kerap diartikan sebagai hidangan untuk buka puasa. Padahal, istilah takjil ini tidak ada hubungannya dengan nama hidangan sama sekali, lo.
Lalu mengapa istilah takjil diartikan sebagai hidangan untuk buka puasa, ya?
Arti Takjil Sebenarnya
"Takjil" adalah kata dalam bahasa Indonesia yang merujuk pada makanan atau minuman ringan yang dikonsumsi saat berbuka puasa pada bulan Ramadan.
Namun, secara bahasa, "takjil" berasal dari bahasa Arab "taqlil" yang berarti "meringankan" atau "memudahkan". Selain itu, takjil juga memiliki makna sebagai menyegerakan berbuka puasa.
Oleh karena itu, arti takjil merupakan makanan atau minuman yang dikonsumsi untuk meringankan rasa lapar dan haus setelah berpuasa seharian.
Takjil umumnya dibuat secara praktis untuk memudahkan orang membatalkan puasa saat waktu berbuka tiba.
Sehingga, takjil dibuat khusus hanya sebagai makanan pembuka atau makanan ringan saja, teman-teman.
Jenis makanan atau minuman yang dijadikan takjil sangat bervariasi, tergantung pada budaya dan tradisi setempat.
Baca Juga: Bolehkah Terus Minum Es Teh Manis saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya
Beberapa contoh takjil yang umum di Indonesia antara lain kurma, kolak, bubur kacang hijau, es buah, es cincau, dan masih banyak lagi.
Jadi, makanan takjil memiliki arti makanan yang memudahkan (untuk dimakan) sebagai bentuk menyegerakan berbuka puasa.
Selain berfungsi untuk meringankan rasa lapar dan haus, takjil juga memiliki makna sosial yang penting.
Menyediakan takjil untuk berbuka puasa merupakan salah satu bentuk kepedulian dan solidaritas sosial terhadap sesama yang sedang berpuasa.
Perbedaan Menu Takjil di Indonesia dan Arab Saudi
Tak hanya di Indonesia, takjil juga ada di negara Asia Barat, terutama di Arab Saudi.
Menu takjil di Indonesia dan di Arab Saudi memiliki perbedaan, baik dari segi bahan maupun cara penyajiannya.
Berikut adalah beberapa perbedaan antara menu takjil di Indonesia dan Arab Saudi.
1. Bahan-Bahan
Di Indonesia, takjil umumnya terbuat dari bahan-bahan yang manis seperti kolak, es buah, es cendol, bubur sumsum, dan lain sebagainya.
Sedangkan di Arab Saudi, takjil biasanya terdiri dari kurma segar dan susu, laban (yogurt), atau minuman dingin seperti air zamzam.
Baca Juga: Bolehkah Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya
2. Waktu Penyajian
Di Indonesia, takjil biasanya disajikan beberapa saat setelah waktu Magrib tiba, ketika umat Muslim mulai berbuka puasa.
Sedangkan di Arab Saudi, takjil biasanya disajikan segera setelah adzan Magrib berkumandang.
3. Konsumsi Makanan Berat
Di Indonesia, setelah menyantap takjil dan melaksanakan salat Magrib, umat Muslim biasanya memakan makanan berat seperti nasi dan lauk-pauk untuk mengisi perut.
Sedangkan di Arab Saudi, makanan berat biasanya disajikan setelah tarawih, yaitu salat malam yang dilakukan setelah salat Isya'.
4. Kebiasaan Lokal
Di Indonesia, takjil merupakan bagian dari tradisi bulan Ramadan yang sudah berlangsung puluhan tahun.
Sedangkan di Arab Saudi, takjil sudah menjadi bagian dari tradisi sejak zaman Nabi Muhammad.
Itulah beberapa perbedaan antara menu takjil di Indonesia dan di Arab Saudi.
Meskipun memiliki perbedaan, takjil di setiap negara tetap memiliki makna yang sama, yaitu untuk membatalkan puasa dan memberikan energi pada tubuh setelah seharian berpuasa.
Baca Juga: 6 Hal Unik yang Hanya Ada di Bulan Suci Ramadan, Ada Apa Saja?
----
Kuis! |
Apa arti takjil? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023