Sering Muncul saat Erupsi Gunung Berapi, Bagaimana Terbentuknya Hujan Abu?

By Fransiska Viola Gina, Senin, 22 Januari 2024 | 16:00 WIB
Proses terbentuknya hujan abu. (Foto oleh Suhairy Tri Yadhi dari Pexels)

Bobo.id - Indonesia memiliki banyak sekali gunung api aktif. Salah satu yang paling aktif adalah Gunung Merapi.

Baru-baru ini, Gunung Merapi itu mengalami erupsi dan memuntahkan awan panas gugurannya, lo.

Hal ini membuat sejumlah wilayah di sekitarnya tertutup abu pekat. Itulah yang disebut dengan hujan abu.

Wilayah yang mengalami hujan abu pada Minggu (21/1) kemarin adalah beberapa kecamatan di Boyolali.

Hujan abu itu diketahui menyebabkan jarak pandang berkurang akibat debu vulkanik Gunung Merapi.

Sering terjadi setelah erupsi gunung berapi, sebenarnya apa itu hujan abu, Bo? Cari tahu bersama, yuk!

Mengenal Hujan Abu

Hujan abu adalah partikel batu kecil dan kaca alami yang dihembuskan ke udara saat gunung api erupsi.

Secara umum, ukuran abu vulkanik yang dihasilkan erupsi dan dibawa angin ini ukurannya sekitar 2 mm.

Meski disebut sebagai abu, namun abu vulkanik ini tidak seperti abu hasil pembakaran kayu atau kertas, lo.

Abu dalam hujan abu memang tampak lembut, tapi abu vulkanik sifatnya keras dan tak larut dalam air.

Baca Juga: Penyebab Fenomena Alam Hujan Abu dan Dampaknya, Apakah Berbahaya?

Bahkan, bersumber dari Kompas.com, abu vulkanik bisa menghantarkan listrik saat teksturnya basah.

Hujan abu biasanya menimpa beberapa daerah di sekitar gunung api, tergantung ke mana arah angin.

Terbentuknya Hujan Abu

Seperti kita tahu, Gunung Merapi adalah salah satu gunung berapi teraktif di Pulau Jawa yang sering erupsi.

Ketika Gunung Merapi alami erupsi, maka ia bisa menyebarkan abu vulkanik ke daerah di sekitarnya.

Terbentuknya abu vulkanik kini dapat terjadi selama gunung berapi itu mengalami letusan eksplosif.

Letusan ini terjadi ketika gas yang larut dalam magma mengembang dan keluar dengan keras ke udara.

Kekuatan gas itu menghancurkan batuan padat, mengoyak magma, dan meledakkannya ke udara.

Hal ini membuat material itu mengeras jadi pecahan batu dan kaca vulkanik yang berada di udara.

Saat berada di udara, abu dan gas panas akan naik dengan cepat lalu membentuk kolom letusan.

Sementara itu, batuan lebih besar yang dikeluarkan oleh ledakan, akan jatuh dalam jarak yang dekat.

Baca Juga: Mengapa Kabut Bisa Muncul saat Musim Kemarau? Ini Penjelasannya

Meski begitu, partikel debu vulkanik akan dihembus angin dengan cepat ke beberapa daerah sekitarnya.

Abu berukuran lebih kecil dan membentuk lapisan lebih tipis. Inilah yang dikenal dengan hujan abu.

Hujan abu yang dihembuskan oleh angin ini bisa menempuh jarak hingga ratusan kilometer, teman-teman.

Apa yang Dilakukan saat Hujan Abu?

Hujan abu bisa membuat gangguan pernapasan, penyakit mata, iritasi kulit, hingga air bersih yang terkontaminasi.

Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan saat terjadi fenomena hujan abu, yakni:

- Hindari keluar rumah jika tidak mendesak.

- Gunakan kacamata dan pakaian tertutup.

- Tutup semua makanan dan air minum.

- Selalu menggunakan masker.

- Minum banyak air mineral.

Nah, itulah proses terbentuknya hujan abu yang terjadi setelah gunung api erupsi. Semoga bermanfaat!

Baca Juga: Aktivitas Gunung Merapi Kembali Meningkat, 5 Kali Keluarkan Awan Panas dan Hujan Abu

----

Kuis!

Apa yang dimaksud dengan hujan abu?

Petunjuk: cek di halaman 1!

Lihat juga video ini, yuk!

---- 

Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo. 

Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id. 

Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023