Bersumber dari Healthline, tingkat obesitas di seluruh dunia meningkat karena banyak orang mengonsumsi gula tambahan secara berlebihan.
Gula yang kita konsumsi setiap hari dibedakan menjadi dua, yaitu gula alami dan gula tambahan.
Gula alami dapat ditemukan pada buah, sayur, susu, roti, nasi, kentang, makanan bertepung dan berkarbohidrat, keju, dan sebagainya.
Sementara gula tambahan terdapat pada beragam dessert, minuman manis, cokelat, es krim, dan makanan kemasan.
Beberapa waktu lalu, tim redaksi melakukan wawancara dengan dr. Cut Nurul Hafifah, Sp. A, Subsp. N. P. M, dokter Spesialis Anak Subspesialis Kesehatan Anak Nutrisi dan Penyakit Metabolik.
Menurut penjelasan dr. Cut, mengonsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan risiko obesitas pada anak. Mengapa bisa begitu?
Sebab, gula berlebihan dapat menambah kalori tubuh, yang kemudian disimpan sebagai lemak penyebab obesitas.
Obesitas jenis ini dikenal sebagai obesitas primer, yaitu obesitas akibat pola hidup karena asupan kalori berlebih dan kurangnya aktivitas fisik.
Dari data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2023, anak usia 5-12 tahun dengan status obesitas mencapai 9,2 persen, sementara berat badan di atas normal (overweight) mencapai 10,8 persen.
Menurut perbandingan, data ini sama dengan sekitar 1 dari 5 anak Indonesia kelebihan berat badan.