Biola yang Hilang

By Vanda Parengkuan, Rabu, 18 April 2018 | 13:00 WIB
Ketika Geng LOTRIA dan Samantha tiba di sebuah ruang rias lebar, seorang gadis remaja berkacamata yang sedikit mirip Taras sedang duduk menangis. (Vanda Parengkuan)

Tabitha melirik jam tangannya. "Lima belas menit lagi pertunjukkan mulai. Aku giliran nomor tiga. Mana mungkin keburu," bisiknya sedih.

Samantha menatap kakaknya dengan iba. "Aku akan berusaha secepatnya, Kak."

"Kami ikut!" seru Kiria bersemangat.

Tanpa membuang-buang waktu, Geng LOTRIA dan Samantha berlari ke tempat parkir. Untung mobil Samantha dan Tabitha terparkir di lokasi khusus yang sangat dekat pintu keluar, yaitu tempat parkir khusus peserta.

"Pak! Ayo, kita pergi!" Samantha memanggil-manggil supirnya yang sedang duduk menonton televisi di ruang tunggu supir.

Kiria menatap ke segala arah. Pandangannya menyapu mobil-mobil yang berderet rapi. Tiba-tiba ia tertegun.

"Yuk!" Luna menarik Kiria.

"Tunggu!" seru Kiria. Geng LOTRIA dan Samantha menoleh menatap Kiria.

"Apa?" tanya Samantha tak sabar.

"Tak perlu membeli biola! Aku rasa, aku tahu siapa pencurinya."

Semua terkejut. Menatap gadis bermata sipit itu dengan heran, kemudian menoleh ke arah yang ditatap Kiria. Luna mengangguk-angguk mengerti. Dengan gesit ia menghampiri sebuah mobil warna merah dan melongok ke jok belakang.

"Benar! Ada di dalam sini!" lapornya.

Taras, Ota, dan Samantha ikut menghampiri mobil itu. Mereka segera terbelalak menatap kotak biola Tabitha yang menyembul di bawah kolong kursi.

"Kakak tahu mobil siapa ini?" tanya Ota pada Samantha.

"Ya. Itu mobil Nita," sahut Samantha.

"Licik sekali! Dia pura-pura datang terlambat, padahal dia datang paling pertama!" geram Taras.

"Masih ada lima menit," Luna melirik jam tangannya.

"Yuk! Kita beritahukan ke Tabitha."

"Bagaimana kalian bisa mencurigai mobil ini? Kan, ada banyak sekali mobil?" Samantha bertanya kagum dan heran.

Kiria menyahut. "Tadi kamu dan Tabitha datang jam setengah satu kan?"

Samantha mengangguk.

"Dan peserta lain datang setelahnya?"

Samantha mengangguk lagi.

"Nah! Aku ingat tadi hujan turun mulai tengah hari. Oleh karena itu, lihatlah!" ia menunjuk ke mobil-mobil lain, "Semua mobil basah oleh titik-titik hujan. Tapi, coba lihat mobil Nita! Mobil yang satu ini kering sama sekali! Berarti, ia sudah datang sebelum kalian dan menjadi satu-satunya orang yang punya kesempatan untuk mengambil biola Tabitha," jelas Kiria lincah.

"Hebat!" puji Samantha kagum bukan main.

"Tiga menit lagi!" seru Ota mengingatkan.

Dengan terburu-buru dan dengan hati lega, Geng LOTRIA dan Samantha segera berlari masuk ke belakang panggung. Mereka harus melaporkan peristiwa itu ke keamanan dan dewan juri perlombaan.

(Cerita : Alexandra L.Y / Dok. Majalah Bobo)