Sebuah tugu patung kuda menghiasi alun-alun Kota Kuningan, Provinsi Jawa Barat. Mau tahu, kenapa kuda jadi maskot Kota Kuningan?
Kisah si Windu
Pada zaman dahulu di Kuningan, ada seekor kuda bernama Windu. Windu adalah kuda milik Adipati Ewangga, panglima pasukan asal Kuningan. Windu selalu ikut dalam setiap pertempuran. Windu adalah kuda yang gagah dan gesit, sehingga dalam setiap pertempuran Adipati Kuningan selalu berhasil mengalahkan musuhnya.
Sejak itulah, muncul istilah “Kecil-kecil Kuda Kuningan”. Artinya, walaupun badannya kecil, namun kuda Kuningan memiliki kekuatan luar biasa. Kisah inilah yang membuat Kuningan dikenal dengan kudanya.
Kuda penarik delman
Kuda Kuningan tak lagi untuk berperang. Saat ini, kuda Kuningan digunakan untuk menarik delman. Berderet-deret delman berjajar rapi di sekitar alun-alun Kota Kuningan.
Saat ini, ada sekitar 400 kuda di seluruh Kuningan. Kuda-kuda tersebut tinggal di beberapa kampung. Salah satunya di kampung Cijoho Landeuh.
Di sebuah gang di kampung ini, tampaklah deretan kandang kuda. Kuda-kuda itulah, yang selalu sibuk menarik delman setiap harinya. Biasanya mereka bekerja pukul 08.00 sampai 14.00. Beberapa pangkalan delman di Kuningan berada di alun-alun, pasar, dan pusat perbelanjaan.
Perawatan kuda
Sepulang “kerja” kuda dilepaskan dari delmannya. Pakaian dan tali kekangnya dilepas. Lalu mereka diberi minum dan makan. Kuda diberi makan dedak dan rumput yang sudah dipotong-potong. Setiap harinya seekor kuda membutuhkan 5 kg dedak dan 1 karung rumput.
Selain itu, setiap kuda dipijat selama kurang lebih 15 menit. Mau tahu cara memijatnya? Kusir naik ke badan kuda, lalu badan kuda diinjak-injak. Nah, sesudah itu kuda-kuda ditinggal untuk istirahat.
Setiap enam bulan sekali, kuda-kuda itu dikunjungi dokter hewan untuk diperiksa kesehatannya. Ada yang divaksinasi, ada yang diberi vitamin, dan diobati jika ada yang sakit.