Perjalanan Menemukan Keluarga Seta (Bagian 1)

By Putri Puspita, Senin, 31 Juli 2017 | 04:00 WIB
Semuanya keluarga Cendan dan Seta. Ilustrasi: www.clipartsgram.com (Putri Puspita)

“Aku janji kembali sebelum matahari terbenam,” jawab Seta.

Cendan pun akhirnya setuju. Ia mengizinkan Seta melanjutkan pencariannya, sedangkan ia memang butuh istirahat.

“Jangan terlalu dekat dengan air, nanti kau hanyut. Bagian hutan ini sangat sepi, jadi susah dapat pertolongan,” kata Cendan. Seta mengangguk.

Seta memulai pencariannya di tepian sungai. Dalam hati ia menyimpan rasa rindu pada keluarganya.

“Ayah, Ibu, kakak, apa kalian disini? Ini Seta datang,” kata Seta berkali-kali. Kadang suaranya begitu besar, kadang juga hanya berbisik pelan.

Setelah berjalan cukup jauh, Seta belum juga menemukan siapa-siapa, termasuk keluarganya.

“Kau cari siapa semut kecil?” tiba-tiba ada suara mendekat.

Seta menoleh, ternyata itu seekor kumbang.

“Aku mencari keluargaku. Sudah lama kami berpisah karena badai,” kata Seta.

“Keluargamu? Semut hitam… Ada tiga semut hitam yang aku temui tadi yang juga mencari keluarganya,” kata kumbang.

“Tiga semut hitam? Itu pasti Ayah, Ibu, dan kakakku,” kata Seta.

“Mereka berjalan terus ke arah Timur, aku menemukannya di balik dekat batu sana,” kata kumbang sambil menunjuk batu besar yang masih bisa Seta lihat.

Seta bersiap menuju kesana. Ia merasa akan menemukan keluarganya.

“Kau yakin akan ke sana sekarang? Itu cukup jauh, dan hari sudah mulai malam,”  kata kumbang.

Seta jadi teringat janjinya pada Cendan untuk kembai ke tempat beristirahat sebelum langit gelap. Bagaimana ini? Seta bingung. Ia ingin menemui keluarganya dan takut mereka akan terpisah semakin jauh. Namun, ia juga sudah berjanji pada Cendan untuk kembali. Seta terdiam di tepi sungai.