Bura berdiri di depan pintu rumahnya. Ia membuka dan menutup tasnya berulang kali. Akhirnya, ia memutuskan untuk mengeluarkan isi tasnya.
Prak prak prak… Satu per satu benda di dalam tas Bura dikeluarkan. Namun, Bura masih kebingungan.
“Hai Bura, cari apa?” kata Cendan yang hinggap di pohon dekat rumah Bura.
“Kunci pintu rumahku, Cen. Ah, aku lupa menaruhnya di mana,” kata Bura.
“Wah, hilang lagi? Bukannya dua hari yang lalu juga hilang?” kata Cendan sambil terbang mendekati tas Bura yang tergeletak di atas tanah.
“Haaah, aku memang pelupa Cen,” kata Bura sedih. Ia duduk menyender dan tampak kelelahan.
Cendan membantu Bura mencari kunci sekali lagi dalam tas. Kasihan Bura yang tidak bisa masuk ke rumah. Dua hari yang lalu, ia mencari kunci ke sana ke mari, ternyata ia taruh di kantong. Ah! Cendan ingat sesuatu.
“Coba lihat di kantong, siapa tahu ada,” kata Cendan.
Bura merogoh kantongnya.
“Ah, ini dia!” kata Bura berseru.
“Tuh, kan, sama seperti kemarin. Bura selalu saja lupa,” kata Cendan sambil terbang.
Bura masuk ke rumah. Walaupun lelah, tetapi ia juga lapar. Jadi, ia memutuskan untuk membuat makan siang.
Bura memang beruang yang sangat pintar memasak. Ia sering mengundang teman-teman untuk makan di rumahnya. Ia juga selalu membawa makanan lezat saat piknik bersama.
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR