Eiffel yang Hilang

By Vanda Parengkuan, Rabu, 9 Mei 2018 | 11:00 WIB
Eiffel yang Hilang (Vanda Parengkuan)

“Tapi, bukan aku yang mengambilnya,” jelasnya.

“Terus, siapa?” tanya Luna asal-asalan.

Frans mengangkat bahu. “Waaa, enggak tahu. Prangkonya yang mana saja, aku enggak tahu. Kemarin Ota memang sempat menyebut-nyebut Eiffel, tapi aku enggak melihatnya.”

“Maksudmu, sudah enggak ada?” tanya Ota dengan mata terbelalak.

“Bukan begitu. Aku udah enggak mengoleksi prangko lagi, jadi... mmm... sebenarnya aku tidak tertarik dengan prangko-prangko Ota. Kemarin aku cuma melihat sepintas, biar Ota lega,” jelas Frans.

Ota manyun mendengarnya. Penjelasan itu membebaskan Frans dari tuduhan. Kalau sudah tidak mengoleksi prangko, tentu dia enggak punya alasan mencuri Eiffel.

***

Geng LOTRIA duduk membisu di markas rumah pohon mereka. “Tinggal satu tersangka,” gumam Ota. Luna melirik Ota dengan tatapan sebal.

“Hei, gimana dengan keluargamu?” tanya Kiria tiba-tiba.

“Aku sudah tanya Papa dan Mama. Mereka enggak tahu apa-apa. Mereka juga enggak punya alasan mengambil Eiffel,” jelas Ota.

“Bi Runi!” seru Luna.

“Kenapa aku enggak berpikir sampai Bi Runi, ya? Tapi, Bi Runi enggak berani menyentuh barang-barangku. Dia jujur dan selalu bertanya sebelum membuang barang di ka-marku. Bahkan, kemarin mau buang tissu bekas aja, minta izin aku,” papar Ota sambil nyengir.