Eiffel yang Hilang

By Vanda Parengkuan, Rabu, 9 Mei 2018 | 11:00 WIB
Eiffel yang Hilang (Vanda Parengkuan)

“Ih, jorok!” komentar Luna.

Bi Runi sedang duduk santai di kebun ketika Geng LOTRIA mendekat.

“Waduh, jangan-jangan Bibi tersangkut kasus misterius. Bibi jadi tersangka ya, Non?” tanya Bi Runi dengan wajah khawatir.

Hihi... anak-anak tertawa. Bi Runi memang tahu kalau Geng LOTRIA senang memecahkan misteri. Makanya, dia begitu khawatir ketika Geng LOTRIA beramai-ramai mendekatinya.

“Enggak kok, Bi, kita cuma mau nanya. Bibi lihat enggak album prangko Ota yang ada di meja belajar?” tanya Ota.

“Album yang berisi banyak prangko? Iya, Bibi lihat. Mas Ota asyik ya, punya prangko banyak, bisa mengirim surat berpuluh-puluh kali. Bibi kalau mau beli prangko harus ke kantor pos, Mas,” cerita Bi Runi lugu.

“Iya, Bi. Tapi, prangko Ota ada yang hilang. Bibi lihat?” tanya Ota.

“Ya ampun, Mas Ota. Kan bisa beli lagi di kantor pos. Lagipula, kalau cuma hilang satu, yang lain masih banyak, kan?” tanya Bi Runi.

“Tapi, bukan Bibi yang mengambil prangkoku, kan?” selidik Ota.

Raut muka Bi Runi sedikit berubah. Dia cepat-cepat mengeluarkan dompet. “Ini, Bibi punya prangko banyak, buat apa ambil punya Mas Ota?”

Hhhh... jalan buntu, deh! Geng LOTRIA enggak punya gambaran lagi siapa yang mencuri Eiffel Ota. Hari-hari berlalu dengan kelesuan.

Hingga suatu hari, terjadi keributan di rumah Ota.

“Hebat, Mas Ota, Bibi enggak menyangka! Ternyata Bibi punya hoki gede!” seru Bi Runi berkali-kali.

Rupanya Bi Runi menang kuis di majalah. Dia bangga sekali namanya ada di majalah. Ota menunjukkan majalah yang memuat nama Bi Runi sambil berbisik pada Luna. Luna mengangguk-angguk.

“Bi Runi mengirim pakai kartu pos, ya?” tanya Luna.

“Iya, Non. Tadinya hampir enggak jadi, soalnya Bibi enggak sempat ke kantor pos beli prangko. Untung akhirnya Bibi sempat mengirimnya, jadi menang, deh! Besok Bibi traktir mie ayam, ya?”

“Hmm, kalau enggak sempat ke kantor pos, dapat prangko dari mana?” tanya Luna tajam.

Bi Luni kelihatan salah tingkah. “Ng... iya deh, Bibi ngaku. Bibi mengambil prangko Mas Ota. Tapi, tenang aja, Mas. Besok Bibi ganti sepuluh, gimana?”

Ota terdiam kesal. Sebenarnya dia mau marah. Namun, Bi Runi benar-benar enggak ngerti kalau prangko itu untuk dikoleksi, bukan untuk dipakai.

“Kita datangi kantor majalahnya! Semoga Eiffel bisa terselamatkan!” teriak Luna.

Hari berikutnya, Ota sudah sibuk lagi mengatur prangko-prangkonya. Dia memandang puas pada prangko bergambar menara Eiffel di tangannya. “Suatu saat nanti, aku akan melihat Eiffel yang sesungguhnya,” gumam Ota.

“Mimpi kali yeee!” ledek Luna yang tiba-tiba sudah berdiri di belakangnya. Selanjutnya, bisa ditebak. Boneka Batman yang ada di meja Ota pun melayang mengejar Luna.

Oleh Veronica Widyastuti

Dok. Majalah Bobo