Kutukan Peri Zigana

By Vanda Parengkuan, Rabu, 2 Mei 2018 | 08:00 WIB
Kutukan Peri Zigana (Vanda Parengkuan)

Keesokan harinya, Peri Zigana memberi tugas ketiga untuk Pangeran Atila.  “Kau harus membangun kastil di seberang danau. Kastil itu harus terbuat dari emas, perak, dan batu mulia. Jika tidak selesai dalam 24 jam, kau akan kuhukum!”

Pangeran Atila mendengar tugas itu tanpa rasa cemas. Ia bergegas menyeberangi jembatan awan. Di seberang jembatan itu, tampak terhampar padang rumput kosong untuk tempat kastil berdiri. Tampak juga sekop, palu, kapak, dan berbagai alat pertukangan untuk membangun kastil. Namun, tak ada emas, perak, dan batu mulia yang tersedia.

Saat Pangeran Atila  sedang bingung, Fiorka memanggilnya dari balik batu. Rupanya ia menyembunyikan diri karena takut terlihat Peri Zigana. Dengan gembira, Pangeran Atila  mendekatinya. Ia memohon pertolongan pada Fiorka.  

Sayangnya, kali ini Peri Zigana sedang berada di jendela istana. Ia melihat saat Pangeran Atila  dan Fiorka bercakap.

“AAA… AAA” Peri Zigana berteriak kencang sehingga terdengar gema suaranya di sekeliling gunung. Pangeran Atila dan Fiorka bersembunyi ketakutan.

Peri Zigana menyeberangi jembatan awan dengan marah. Rambut dan pakaiannya berkibar tertiup angin. Pangeran Atila  sangat ketakutan. Namun Fiorka menyuruhnya lari sekencang mungkin.

Saat Pangeran Atila  lari, Fiorka memecahkan batu karang di dekatnya, lalu mengucapkan beberapa mantera. Seketika, sebuah kastil berkilauan muncul di depan Peri Zigana. Peri jahat itu terpesona dan masuk ke dalam kastil yang penuh lorong berhias emas, perak dan berbagai batu permata indah. Peri Zigana tersesat di dalam lorong-lorong indah itu.

Pada saat itu, Fiorka dan Pangeran Atila berhasil mencapai tepi sungai. Jika mereka berhasil menyeberangi sungai, maka mereka berdua akan terbebas dari sihir si Peri Zigana. Sayangnya, belum sempat mereka menyeberang, terdengar lagi teriakan kemarahan Peri Zigana.

Pangeran Atila  menutup matanya, tidak berani melihat ke belakang. Ia hanya mendengar Fiorka mengucapkan mantera lagi. Seketika, Fiorka berubah menjadi kolam, dan Pangeran Atila  menjadi bebek yang berenang di kolam.  

Ketika Peri Zigana tiba di tempat itu, ia marah karena tak melihat Fiorka dan Pangeran Atila. Namun ia curiga pada kolam dan seekor bebek di itu. Maka ia menyihir sehingga bukit pasir muncul dari dalam kolam. Ia mengira air kolam akan kering. Namun sihirnya gagal. Bukit pasir itu malah tenggelam lagi ke dasar kolam.

“Menyebalkan! Fiorka ternyata sangat kuat!” gerutu Peri Zigana.

Ia lalu melempar butiran jagung emas ke tepi sungai, berharap agar bebek jelmaan Pangeran Atila akan mendekat dan bisa ia tangkap. Namun bebek itu tak mau mendekat dan memakannya.