Kutukan Peri Zigana

By Vanda Parengkuan, Rabu, 2 Mei 2018 | 08:00 WIB
Kutukan Peri Zigana (Vanda Parengkuan)

Peri Zigana yang sudah tua itu lalu mendapat ide bagus. Ia sembunyi di balik batu karang sehingga tak terlihat oleh Pangean Atila dan Fiorka. Ia yakin, kedua musuhnya itu akan berubah bentuk seperti semula lagi untuk melanjutkan perjalanan.  

Peri Zigana tidak harus menunggu lama. Begitu Fiorka mengira Peri Zigana telah pergi, ia mengubah dirinya dan Pangeran Atila  kembali seperti semula. Mereka lalu menyeberangi sungai dengan riang.

Akan tetapi, belum jauh mereka berjalan, Peri Zigana berhasil menyusul mereka. Fiorka cepat-cepat mengubah diri mereka lagi.

Kini di depan Peri Zigana ada sebuah bangunan kuil batu putih. Peri Zigana sangat marah. Ia memutuskan untuk mengeluarkan seluruh tenaganya kali ini. Ia menancapkan belatinya tiga kali di tanah, dan bumi bergetar.  Kuil itu pun mulai bergetar. Begitu Peri Zigana melihat ini, dia mundur agar tidak terluka oleh reruntuhannya. Namun  sekali lagi ia salah menduga.  

Kuil itu seketika lenyap dari hadapannya. Peri Zigana kini berada di dalam  hutan gelap yang penuh serigala, beruang, dan binatang liar lainnya. Peri Zigana sangat marah dan kesal.

“Terpaksa aku harus melawan hewan-hewan itu dulu agar bisa keluar dari hutan ini! Setelah itu, lihat saja! Aku akan kejar kedua musuhku itu!”

Sementara itu, Pangeran Atila dan Fiorka telah kembali ke bentuk semula. Mereka berusaha menyeberangi sungai. Namun, Fiorka terjatuh lemah karena kehabisan tenaga. Pangeran Atila segera memapahnya. Dengan lemah, Fiorka berpesan, 

“Kau telah berjanji akan menolong aku. Kalau kau tetap berniat begitu, ikuti perintahku, sebab aku tak punya kekuatan lagi untuk melawan. Ambillah busur dan anak panahku ini. Setiap kali ada binatang datang, panahlah. Jangan biarkan ada makhluk hidup samasekali!”

Setelah berkata begitu, Fiorka lalu menghilang.

Belum hilang rasa terkejut Pangeran Atila, tiba-tiba muncul seekor banteng besar dari balik semak. Hewan itu berlari ke  arah Pangeran Atila. Pemuda ini langsung menarik busurnya dan memanah banteng itu.

 Seketika hewan itu berubah jadi asap. Namun dari asap itu, lalu muncul seekor kambing yang berlari ke  arahnya. Pangeran menarik busurnya sekali lagi dan memanah hewan itu. Kambing itu juga berubah menjadi asap. Dari asap itu, muncul seekor burung merpati yang terbang ke udara.  

Pangeran Atila bergegas memanah merpati itu. Hewan mungil itu jatuh ke tanah. Ketika Pangeran Atila memeriksanya, merpati itu berubah menjadi asap dan di tanah tempak tergeletak sebutir telur putih.

Saat Pangeran Atila bertanya-tanya di dalam hati, tiba-tiba terdengar bunyi sayap di atas kepalanya. Ketika ia mendongak, ternyata ada seekor burung rajawali besar dengan cakar terbuka menukik ke arahnya. Pangeran Atila  segera mengambil telur itu dan melemparkannya ke burung itu dengan sekuat tenaga.

Asap tebal muncul di tempat itu. Dan ketika asap itu hilang, di depan Pangeran Atila muncul seorang gadis yang sangat cantik.

“Siapa kau?” tanya Pangeran Atila heran.

“Akulah Fiorka, gadis berwajah monster itu. Aku telah terbebas dari kutukan Peri Zigana. Tapi kita harus waspada karena belum lolos dari bahaya,” kata Fiorka.

Dan memang betul. Peri Zigana berhasil keluar dari hutan. Kini ia menggunakan seluruh kekuatannya untuk menangkap Fiorka dan Pangeran Atila. Begitu tiba di luar hutan, ia menyihir sebuah kereta yang ditarik seekor naga yang menyemburkan api. Naga itu lalu terbang menarik kereta itu melayang ke udara.

 Saat sampai di tepi sungai, ia melihat Fiorka dan Pangeran Atila  sedang berenang menyeberangi sungai. Naga terbang itu dipacunya terbang melesat di atas sungai.

Namun tiba-tiba, air sungai yang tenang itu bergolak dahsyat. Ombak besar muncul, bergelung tinggi ke atas, menyambar naga dan kereta Peri Zigana. Ombak itu turun dan menenggelamkan Peri Zigana serta nagany ke dasar sungai yang paling dalam.

Peri Zigana itu tak pernah muncul lagi. Pangeran Atila  dan Fiorka yang telah kembali menjadi cantik itu kini terbebas. Pangeran Atila membawa Fiorka ke istana ayahnya. Betapa sukacita dan terharunya Raja Gabor saat melihat putra tunggalnya kembali dengan selamat.    

Beberapa waktu kemudian, pesta pernikahan Pangeran Atila dan Fiorka dilangsungkan dengan sangat meriah. Keduanya hidup bahagia tanpa gangguan dari Peri Zigana lagi.

Teks: Dok. Majalah Bobo / Adaptasi Dongeng Hungaria