Beberapa saat kemudian, terdengarlah bunyi-bunyi kapak yang menebang pohon, gergaji, dentuman… Dan tak lama kemudian, ketika ia mengangkat wajahnya, ia melihat sebuah kapal terbang muncul di depannya. Ia pun masuk ke dalam kapal itu, dan langsung terbang ke istana Raja Rusia.
Di perjalanan, Vanja melihat seorang pemuda melompat-lompat, berjalan dengan satu kaki.
“Kenapa kamu tidak berjalan dengan kedua kakimu?” teriak Vanja sambil merendahkan pesawatnya.
“Jika aku berjalan dengan kedua kakiku, aku bisa melompat sejauh setengah dunia hanya dengan satu lompatan saja,” jawab pemuda itu.
“Kalau begitu, mari naiklah kemari, Pelompat,” kata Vanja.
Kini, ada si Pelompat di kapal terbang Vanja. Tak jauh dari situ, Vanja melihat seorang pemuda yang sedang membidik dengan senjatanya. Namun tidak tampak apa yang dibidiknya.
“Hei, kamu sedang membidik apa?” tanya Vanja
“Aku sedang membidik burung kecil di puncak gunung sana,” kata pemuda itu.
“Hey, mari naiklah, Si Mata Tajam!” ajak Vanja.
Mereka pun melanjutkan perjalanan. Beberapa saat kemudian, Vanja melihat seorang pemuda sedang menempelkan telinganya ke tanah.
“Hei, apa yang kamu dengar disana?” tanya Vanja.
“Aku sedang mendengar rumput-rumput yang bertumbuh. Pendengaranku sangat tajam,” kata orang itu.