Kapal Terbang Vanja

By Vanda Parengkuan, Senin, 7 Mei 2018 | 12:00 WIB
Kapal Terbang Vanja (Vanda Parengkuan)

“Baiklah, mari naiklah! Si Telinga Tajam,” ajak Vanja lagi.

Mereka berempat melanjutkan perjalanan lagi. Mereka melihat seorang pemuda sedang menarik satu gerobak penuh dengan roti. Ia tampak tergesa-gesa.

“Hei, mengapa kau tergesa-gesa?” tanya Vanja.

“Aku kelaparan,” jawab pemuda itu.

“Tetapi kau membawa banyak roti,” kata Vanja heran.

“Ini tidak cukup. Aku biasa memakan dua puluh gerobak roti dalam sekali makan,” jawab pemuda itu.

“Ha ha, baiklah. Mari naik kemari, Pelahap. Tapi jangan makan kita semua, ya!” canda Vanja sambil tertawa.

Mereka berlima melanjutkan perjalanan lagi. Di tengah perjalanan, ia melihat seorang pemuda berdiri di tepi kolam.

“Hey, apa yang kamu lakukan disana?” tanya Vanja.

“Aku sedang sangat haus,” jawab pemuda itu.

“Kalau begitu, mengapa kau tidak meminum air di kolam itu?”

“Aku bisa menyedot satu lautan dalam sekali teguk. Tetapi air laut terlalu asin, aku tidak suka. Dan kolam ini juga terlalu sedikit untukku.”