Bobo.id - Pernahkah teman-teman melihat burung kedidi paruh sendok?
Burung kedidi paruh-sendok adalah salah satu hewan yang berkembang biak di timur laut Rusia.
Dalam bahasa Inggris, ia dikenal dengan Spoon-billed Sandpiper. Nama ilmiahnya adalah Calidris pygmaea).
Burung ini memang bisa menjelajah sampai ke Asia Timur, Asia Selatan, dan Asia Tenggara.
Nah, burung ini muncul untuk pertama kalinya di Indonesia pada tanggal 30 Oktober lalu, teman-teman.
Baca Juga : Tidak Semua Burung Bisa Terbang, Ini 5 Burung yang Tidak Bisa Terbang
Burung kedidi paruh-sendok ini terlihat di Sumatera Utara.
Seorang pengamat burung berhasil melihat keberadaan burung ini. Burung kedidi paruh-sendok ini hampir punah, lo, teman-teman.
Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN) memperkirakan, jumlah burung kedidi paruh-sendok dewasa saat ini berkisar 240 - 456 ekor.
Padahal, di tahun 1970-an, jumlah burung ini jumlahnya 2.000 - 2.800 di alam liar.
Penurunan jumlah populasi burung kedidi ini dimulai sekitar tahun 2000, teman-teman. Saat itu populasinya ada sekitar 120 - 200 pasang saja, lo.
Baca Juga : Wah, Ilmuwan Temukan Burung Campuran dari 3 Spesies, Kok Bisa, ya?
Rupanya, habitat asli burung kedidi paruh-sendok ini hilang, kemudian mereka juga diburu. Perubahan iklim jga membuat hidup burung kedidi paruh-sendik semakin sulit.
Saat terlihat di Sumatera Utara, koordinator komonitas pengamat burung Birding Sumatera, Chairunas Adha Putra, mengatakan kalau burung ini dutemukan di tambak ikan dangkal.
Burung ini langsung dikenali karena bentuk paruhnya yang khas, menyerupai sendok.
Coba perhatikan fotonya, deh. Di kaki burung ini, ditemukan bendera hijau kekuningan yang bertuliskan angka "07", serta cincin metal di kakinya.
Menurut Bapak Chairunas Adha Putra, burung ini telah melakukan perjalananan lebih dari 9.100 kilometer dari Rusia ke Sumatera Utara. Wah, jauh sekali, ya?
Baca Juga : Penglihatan Burung Terbesar Sepanjang Sejarah Ini Ternyata Buruk, lo!
Berdasar situs Saving Spoon Billed Sandpiper, burung yang terlihat di Indonesia ini namnya 'Lime 07', yang ditangkap pada Juni 2013.
Setelah diberi tanda oleh peneliti Rusia Pavel Tomkovich, burung ini dibebaskan kembali.
Pasangan burung ini punya nomor '08' dan cincin metal di kakinya. Mereka berdua juga memiliki keturunan di tahun 2016, lo.
Tiga anak-anak burung kedidi paruh-sendok ini juga diberi tanda dan cincin metal di kakinya.
Di bulan Juli 2018, Lime 07 kembali ditangkap untuk dipasangi pemancar satelit. Ini digunakan peneliti untuk mempelajari jalur migrasinya.
Di tanggal 19 Juli, burung Lime 07 ini sudah bermigrasi sejauh 1.285 kilometer di Magadan, Rusia. Ia berhenti selama 8 hari, kemudian elanjutkan migrasi ke Sakhalin, Rusia, dan kembali berhenti selama 8 hari.
Baca Juga : Ada yang Beratnya 1,4 Gram, Ini Dia Burung-Burung Terkecil di Dunia!
Tanggal 11 Agustus, Lime 07 terbang ke Korea Utara dan menetap sampai 17 Oktober.
Ia kembali terbang selama 51 jam ke Guandong, Tiongkok. Ia istirahat selama 9 hari kemudian terbang ke Kamboja, dan akhirnya ke Sumatera Utara.
Wah, burung kedidi paruh-sendok Lime 07 seperti traveller, saja, ya? Hihi..
Menurut Bapak Yus Rusilla Noor dari Wetlands International Indonesia, burung ini perlu dimasukkan dalam daftar satwa dilindungi di negara kita.
Karena, penemuan langka seperti ini bisa mengundang banyak pengamat burung, sehingga lebih baik kalau ada etika yang diterapkan, supaya tidak menganggu burung kedidi ini.
Wah, setelah dari Indonesia, burung kedidi paruh-sendok Lime-07 akan melanjutkan perjalanan ke mana lagi, ya, kira-kira?
Baca Juga : Jika Astronaut Memelihara Burung di Ruang Angkasa, Bisakah Ia Terbang?
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR