Bobo.id - Pernahkah kamu melihat kucing yang terlihat gemas mengejar sinar lampu laser?
Kucing akan berusaha menangkapnya meskipun sinar ini hanya membentuk titik kecil di dinding.
Kenapa kucing gemas dengan sinar laser, ya?
Kucing memiliki ketertarikan pada setiap benda yang membuat mereka seperti sedang mengejar mangsa, teman-teman.
Baca Juga : Burung Penyanyi Tidak Memburu Mangsa dengan Cakarnya, Menggunakan Apa, ya?
Meskipun begitu, ia sebenarnya bukan ingin benar-benar berburu, namun hanya bermain saja.
Menurut ahli perilaku binatang Dr. Stephanie Borns-Weil, sinar laser bergerak seperti mangsa sehingga bisa menarik perhatian kucing.
Inilah mengapa kucing benar-benar mengejar, melompat, dan berusaha menangkap sinar laser.
Kucing rumahan, baik yang masih kecil maupun dewasa, melakukan perilaku ini sebagai permainan.
Namun, ini juga merupakan gambaran kalau kucing rumahan memiliki perilaku predator, seperti kucing di alam liar.
Yap, semua kucing memang merupakan pemangsa soliter. Soliter artinya kucing tidak berkelompok, teman-teman.
Baca Juga : Di Alam Liar, Tidak Ada Raja Singa, lo! Kenali Fakta Singa, yuk!
Makanya saat kita memberikan rangsangan berupa sinar laser yang seperti mangsa, ia menunjukkan perilaku predatornya.
Kemudian, mata kucing juga tidak sama dengan mata manusia.
Menurut Dr. Stephanie, mata kucing tidak melihat warna merah dari lampu laser. Kemungkinan mereka melihat titik dengan warna terang seperti kuning atau putih.
Psikolog Ira Hyman mengatakan, manusia peka terhadap gerakan dan kita menganggap gerakan sebagai tanda kehidupan.
Misalnya kita melihat ada yang terjatuh dari atas, awalnya mungkin kita mengira itu burung, atau kupu-kupu, namun ternyata hanya daun kering.
Begitupun dengan kucing, namun hubungan antara mata dan otak kucing tidak sama dengan manusia.
Makanya, ia lebih peka terhadap gerakan, meskipun kecil seperti sinar laser.
Gerakan yang tampak hidup inilah yang membuat kucing gemas mengejarnya, teman-teman.
Baca Juga : Apakah Memberi Es Krim pada Kucing Bisa Membuatnya Brain Freeze?
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | psychology today,Howstuffworks |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR