Tahun-tahun pun berlalu. Bayi perempuan itu tumbuh menjadi anak gadis yang sangat cantik. Sesuai kecantikannya, ia dinamakan Mawar Cantik.
Setiap kali ia tersenyum, keluarlah mawar-mawar mekar. Ketika ia menangis, butiran mutiara jatuh dari matanya. Dan kemanapun ia melangkah, rumput-rumput hijau tumbuh segar.
Berita tentang kecantikan Mawar Cantik menyebar luas, bahkan sampai ke kerajaan permata, yang terkenal karena kaya dengan tambang batu permata.
Ratu Safira, penguasa kerajaan permata, mendengar berita tentang Mawar Cantik. Sang ratu memiliki seorang putra bernama Pangeran Rubi. Ratu Safira berpikir, betapa cocoknya Mawar Cantik menjadi istri putranya.
Sementara itu, ketiga peri yang telah memberikan berkat pada Mawar Cantik juga mendatangi Pangeran Rubi. Melalui mimpi, mereka memberitahu Pangeran Rubi tentang Mawar Cantik.
Seorang gadis yang saat tersenyum mengeluarkan mawar mekar, saat menangis meneteskan mutiara, dan kemana pun ia melangkah rumput-rumput tumbuh.
Pangeran Rubi mengagumi kecantikan Mawar Cantik. Namun, ia malu pada ibunya dan menolak ketika ibunya menyuruhnya menjemput Mawar Cantik. Karena itu, Ratu Safira memerintahkan Dayang Sepuh, pelayan kepercayaannya untuk menjemput Mawar Cantik.
Betapa gembiranya Putri Bungsu dan suaminya si penebang kayu, ketika pelayan istana datang untuk menjemput Mawar Cantik. Putri Bungsu bersyukur karena nasib baik akhirnya datang untuk putrinya. Ia pun menyiapkan segala keperluan Mawar Cantik untuk dibawa ke istana Ratu Safira.
Baca Juga : Mana yang Lebih Baik, Menggunakan Alarm dengan Suara Tenang atau Suara Keras?
Beberapa saat kemudian, Mawar Cantik sudah dalam perjalanan bersama Dayang Sepuh. Berkali-kali Dayang Sepuh diam-diam melihat wajah Mawar Cantik.
Dalam hati, ia iri dan jengkel karena Ratu Safira menyuruhnya bersusah payah menjemput Mawar Cantik. Apalagi Mawar Cantik akan dijodohkan dengan Pangeran Rubi.
“Wajah Mawar Cantik mirip dengan Delima, putri bungsuku. Sayang, Delima tinggal di desa. Kalau Ratu melihat Delima, pasti dia akan menjodohkan Delima dengan Pangeran Rubi!” pikir Dayang Sepuh kesal.
Pikiran jahat mulai timbul di hatinya. Sudah puluhan tahun ia mengabdi pada Ratu Safira. Dayang Sepuh merasa sang ratu tidak memberinya banyak harta. Kali ini, Dayang Sepuh tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk menjadikan putri bungsunya sebagai permaisuri Pangeran Rubi.
Ketika melewati semak-semak tinggi, Dayang Sepuh pura-pura mengajak Mawar Cantik beristirahat sebentar. Mereka berdua turun dari kuda. Namun, ketika Mawar Cantik lengah, Dayang Sepuh mendorongnya masuk ke dalam semak-semak.
Dayang Sepuh lalu buru-buru memacu kudanya ke arah desanya. Ketika ia berangkat, Ratu Safira menitipkan gaun pengantin dan bunga tangan untuk Mawar Cantik pada pelayannya itu. Dayang Sepuh masih membawa kedua benda itu.
Ketika tiba di rumahnya di desa, ia memakaikan gaun itu pada Delima, putri bungsunya. Ia lalu memberikan bunga tangan dan membawa Delima ke istana. Dayang Sepuh dan Delima kini menghadap ke depan Ratu Safira dan Pangeran Rubi.
“Inilah gadis yang bernama Mawar Cantik. Yang terkenal dengan kecantikannya itu,” kata Dayang Sepuh bangga.
Baca Juga : Pernah Lihat Kucing Ketakutan karena Mentimun? Ternyata Ini Alasannya
Penulis | : | Sepdian Anindyajati |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR