Ratu Safira sangat gembira. Namun, Pangeran Rubi curiga karena wanita di depannya itu berbeda dengan yang dilihatnya di dalam mimpi. Wajahnya memang mirip.
“Tapi, gadis di dalam mimpiku itu mengeluarkan mawar saat ia tersenyum. Di setiap pijakan kakinya juga tumbuh rumput. Sedangkan, gadis ini biasa saja,” pikir Pangeran Rubi.
Ia yakin kalau Dayang Sepuh telah menipu dirinya dan ibunya. Namun, saat itu Pangeran Rubi memutuskan untuk merahasiakan hal itu.
"Suatu waktu, aku akan tahu kebenarannya...” pikirnya.
Sementara itu, di balik semak-semak tinggi tadi ternyata ada jurang. Mawar Cantik hampir jatuh menggelinding ke dalam jurang. Untunglah dahan-dahan pohon yang tumbuh di tebing, berhasil menahan tubuhnya. Mawar Cantik yang malang, menangis sedih dan ketakutan. Mutiara-mutiara indah berjatuhan dari matanya.
Pada saat itu, lewatlah seorang pemburu bersama istrinya di bawah tebing itu. Mereka sangat terkejut ketika mutiara-mutiara indah berjatuhan dari dahan pohon. Mereka semakin terkejut ketika mendengar tangisan dan rintihan Mawar Cantik.
Baca Juga : Kisah Asal Mula Keju, Olahan Susu yang Ditemukan Tanpa Sengaja
"Siapa itu? Apakah kau peri atau hantu?" tanya pemburu itu gemetar. Istrinya pun sangat ketakutan.
"Aku bukan peri, juga bukan hantu. Aku manusia seperti diri kalian. Aku terjatuh dari atas tebing. Aku tidak bisa turun dari pohon ini,” tangis Mawar Cantik.
Sepasang suami istri itu bergegas menolong Mawar Cantik turun dari pohon. Mawar Cantik sangat berterimakasih. Pemburu itu lalu mengumpulkan semua mutiara yang berjatuhan tadi. Istrinya mengajak Mawar Cantik untuk tinggal bersama mereka.
Suami istri pemburu itu membawa Mawar Cantik ke rumah gubuk mereka. Walau pemburu dan istrinya sangat menyayangi Mawar Cantik, gadis itu tetap sedih memikirkan nasibnya.
Ia telah jauh dari ayah ibunya, dan tidak jadi bertemu dengan Pangeran Rubi. Padahal, Pangeran Rubi pernah muncul dalam mimpi Mawar Cantik. Tentu saja mimpi yang diciptakan oleh tiga peri yang memberinya berkat.
Setiap hari, Mawar Cantik menangis memikirkan nasibnya. Mutiara-mutiara berjatuhan dari matanya. Si pemburu tak pernah lalai mengumpulkan mutiara-mutiara itu. Ia pergi menjualnya dan mendapatkan uang untuk kebutuhan hidup mereka bertiga.
Baca Juga : Pernah Lihat Kucing Ketakutan karena Mentimun? Ternyata Ini Alasannya
Penulis | : | Sepdian Anindyajati |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR