Bobo.id – Teman-teman, hari ini merupakan hari gizi nasional.
Tahukah kamu, kalau sekarang konsep gizi yang dipakai oleh pemerintah sudah berbeda.
Kalau dahulu, konsep yang digunakan adalah 4 sehat 5 sempurna.
Baca Juga : Telur Puyuh Juga Punya Nilai Gizi yang Baik untuk Kita, Apa Saja?
Sekarang pemerintah mengembangkannya menjadi Pedoman Gizi Seimbang (PGS).
Konsep gizi seimbang sebenarnya sudah diperkenalkan sejak tahun 2010 lalu, teman-teman.
Namun, apakah teman-teman sudah memahami letak perbedaannya?
Baca Juga : Tahu dan Tempe Sama-Sama dari Kedelai, Mana yang Lebih Bergizi?
Baca Juga : Ayo Berkenalan dengan Superfood, Makanan dengan Kandungan Gizi Super
Asal usul Hari Gizi Nasional
Konsep 4 sehat 5 sempurna ternyata dipopulerkan oleh Bapak Gizi Indonesia, Prof. Poerwo Soedarmo pada tahun 1952.
Saat itu, Prof. Poerwo Soedarmo menjabat sebagai kepala Lembaga Makanan Rakyat (LMR).
Lembaga Makanan Rakyat merupakan bagian dari Lembaga Penelitian Kesehatan.
Baca Juga : Tidak Hanya Salmon, Gizi Ikan Ini Juga Baik untuk Tubuh Kita
Pentingnya gizi dalam kehidupan bangsa Indonesia, membuat LMR mengadakan hari gizi nasional pada pertengahan tahun 1960-an.
Hari gizi nasional kemudian dilanjutkan oleh Direktorat Gizi pada tahun 1970-an hingga sekarang.
Di kemudian hari disepakati bahwa hari gizi nasional jatuh pada tanggal 25 Januari, berdekatan dengan berdirinya Sekolah Juru Penerang Makanan tanggal 26 Januari 1951.
Baca Juga : Ikan Laut dan Ikan Air Tawar, Mana yang Lebih Bergizi?
4 sehat 5 sempurna dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan
Banyaknya kasus masalah gizi yang masih dialami oleh masyarakat Indonesia membuat pemerintah berpikir untuk mengembangkan konsep gizi yang ada.
Hal yang sama ternyata sudah dipikirkan lama oleh para ahli gizi di dunia.
Baca Juga : Selada Merah, Renda Indah yang Renyah dan Bergizi Saat Dikonsumsi
Para ahli gizi berpendapat bahwa konsep 4 sehat 5 sempurna sudah tidak sesuai dengan kondisi yang ada mengingat kebutuhan tiap orang akan gizi berbeda-beda tergantung berbagai faktor.
Misalnya, tingkat aktivitas, usia, dan sebagainya.
Menurut Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Soekirman, dalam perkembangannya ternyata konsep gizi seimbang lebih tepat untuk mengatasi masalah gizi yang ada, seperti kegemukan dan gizi kurang.
Baca Juga : Couscous, Hidangan Tradisional Bergizi yang Berasal dari Afrika Utara
Bedanya 4 sehat 5 sempurna dengan gizi seimbang
1. Penekanan pesan
Pada konsep 4 sehat 5 sempurna lebih menekankan pada konsumsi nasi, lauk-pauk, dan buah. Posisi susu hanya sebagai bahan yang menyempurnakan.
Berbeda dengan konsep gizi seimbang dimaknai sebagai susunan makanan sehari yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Prinsip gizi seimbang ada adalah membiasakan makanan yang beraneka ragam, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, menjaga berat badan ideal, dan pola hidup aktif.
Baca Juga : Walnut, si 'Brain Food' yang Paling Bergizi dari Semua Kacang
2. Susu bukan penyempurna
Dalam 4 sehat 5 sempurna, susu dikelompokkan sendiri dan dianggap sebagai penyempurna.
Sedangkan, dalam konsep gizi seimbang, susu termasuk dalam kelompok lauk dan pauk.
Susu bisa digantikan dengan makanan atau minuman lain yang memiliki gizi yang nilainya sama.
Baca Juga : Ikan Kembung, Ikan dari Indonesia yang Gizinya Tak Kalah dengan Salmon
3. Penjelasan mengenai porsi
Komposisi zat gizi seimbang yang dikonsumsi oleh tubuh setiap kali makan sebaiknya terdiri dari karbohidrat (55-60%), lemak (30%), dan protein (15%).
Makanan yang mengandung gizi seimbang artinya kita bisa mengonsumsi berbagai jenis makanan, tapi jumlahnya tidak berlebihan.
Buatlah jadwal makan sehari 3 kali makan utama, 2 kali selingan, dan susu cukup 2 kali, terutama untuk anak-anak.
Baca Juga : Suka Makan Brokoli? Kepala Bunga Ini Memang Lezat dan Bergizi Tinggi
Lihat video ini juga, ya.
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | Kompas.com,depkes.go.id |
Penulis | : | Sepdian Anindyajati |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR