Digambar dengan Teknik Khusus
O iya, gambar ayam yang ada di mangkuk ini dibuat dengan teknik doucai, yaitu teknik menggambar di permukaan porselen, bisa mangkuk atau guci.
Saat menggambar atau melukis, pengrajin akan membuat garis-garis utama sebagai bentuk desainnya yang kemudian dicat menggunakan cat dasar berwarna biru, lalu porselen tersebut dipanggang.
Setelah selesai dipanggang, sisa bagian yang belum dicat kemudian diberi warna yang diinginkan, lalu dipanggang kembali di suhu antara 850 hingga 900 derajat Celcius.
Baca Juga : Penduduk Selandia Baru Disebut Kiwis, Bagaimana Asal-usulnya?
Banyak Diincar Kolektor
Mulai pada awal abad 20, mangkuk ayam jago mulai tersebar ke seluruh dunia, nih, teman-teman, berawal dari dibawa oleh perantau.
Saat itu, pabrik mangkuk ini berada di Provinsi Guangdong. Setelah dibawa oleh perantau, maka mangkuk ini mulai tersebar ke seluruh dunia.
Teknik menggambarnya pun semakin beragam juga, mulai dari digambar menggunakan tangan hingga digambar menggunakan mesin.
Baca Juga : Digunakan Sejak Zaman Mesir Kuno, Bagaimana Sejarah Sandal Jepit?
Walaupun saat ini mangkuk ayam sudah banyak diproduksi dan digunakan di banyak kedai, tapi masih banyak kolektor yang mengincar mangkuk ini, lo.
Tentu saja yang diincar adalah mangkuk ayam jago yang langka, teman-teman, yaitu mangkuk ayam jago pada masa kekaisaran.
Bahkan cawan milik Kaisar Chenghua yang hanya berjumlah 4 buah pernah dilelang beberapa kali, yaitu tahun 1960, 1970-an, 1980-an, 1990-an, dan terakhir pada tahun 2014.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR