Bobo.id - Saat tubuh terasa kotor setelah beraktivitas seharian, kita pasti mandi agar tubuh menjadi bersih dan tidak ada bakteri yang menempel.
O iya, meskipun kita merasa tubuh dan tempat tinggal sudah bersih, ternyata ktia tetap dikelilingi oleh bakteri.
Bahkan beberapa bagian tubuh manusia juga menjadi titik yang penuh dan menjadi tempat hidup bagi ratusan spesies bakteri, lo, teman-teman.
Tempat di tubuh kita yang menjadi tempat tinggal bagi ratusan spesies bakteri yang berbeda-beda adalah usus.
Baca Juga : Bukan Hanya Polusi Udara, Polusi Cahaya Juga Berdampak Buruk Terhadap Makhluk Hidup
Kira-kira ada berapa spesies bakteri yang menghuni usus manusia, ya? Cari tahu bersama-sama, yuk!
Lebih dari 200 Spesies Bakteri Ada di Usus
Para peneliti sudah lama mengetahui kalau di usus manusia ada banyak spesies bakteri yang hidup di dalamnya.
Nah, dari hal tersebut peneliti kemudian berencana untuk membuat katalog lengkap yang berisi informasi mengenai spesies bakteri yang hidup di dalam usus untuk mengetahui jumlahnya.
Untuk membuat katalog ini, peneliti kemudian melakukan analisis pada sampel kotoran 20 orang penduduk Inggris dan Kanada.
Walaupun sampel yang diteliti hanya mewakili sedikit keragaman dunia, tapi dari sampel tersebut berhasil ditemukan adanya 273 spesies bakteri, lo.
Sebanyak 105 spesies bakteri adalah spesies baru, sedangkan sisanya adalah bakteri yang belum pernah diurutkan peneliti.
Baca Juga : Jangan Diabaikan! 5 Masalah Kulit Ini Bisa Jadi Tanda Diabetes
Dari Mana Bakteri Dalam Usus Berasal?
Peneliti mengatakan sebenarnya ada 5.000 spesies bakteri yang hidup pada manusia yang ada di seluruh dunia, lo, teman-teman.
Tapi masing-masing individu hanya memiliki sekitar 200 spesies bakteri saja di ususnya.
Bakteri tersebut terdiri dari bakteri umum yang ada pada setiap orang dan sisanya dipengaruhi oleh tempat tinggal atau pola makan yang berbeda.
Untuk bisa memahami bakteri yang ada di usus manusia ternyata masih sulit untuk dilakukan, nih, teman-teman.
Penyebabnya adalah karena bakteri yang ada di usus terkadang memakan nutrisi yang berbeda, bahkan seringkali bukan makanan, lo, yang kita konsumsi, melainkan produk limbah dari mikroba lain.
Hasil Penelitian Memberikan Dampak Besar
Meskipun bakteri yang berhasi diidentifikasi jumlahnya masih terbilang sedikit, penelitian ini disebut bisa memberikan dampak yang besar, lo, teman-teman.
Baca Juga : Gigi Sering Terasa Ngilu? Ini 8 Hal yang Membuat Gigi Kita Ngilu
Dari penelitian yang dilakukan untuk melengkapi katalog mengenai bakteri di usus, maka bisa diketahui apakah bakteri tadi ada hubungannya dengan kesehatan manusia.
Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian mengenai bakteri pada usus manusia semakin diperdalam, lo.
Alasannya adalah karena bakteri di usus punya peranan penting pada kesehatan manusia, nih, teman-teman.
Bahkan beberapa penelitian menyebutkan kalau bakteri di usus berpengaruh pada kesehatan mental dan penyakit saraf yang dialami manusia.
Jaga Usus Tetap Sehat, yuk!
Usus berperan penting dalam proses pencernaan dan penyerapan makanan dalam tubuh kita, lo, teman-teman.
Nah, karena hal itulah kita harus selalu menjaga kesehatan usus agar tidak mengalam sembelit atau kesulitan buang air besar.
Karena usus berhubungan dengan makanan yang kita konsumsi, agar usus selalu sehat tentu saja kita harus menjaga pola makan.
Baca Juga : Kenapa Ada Orang yang Mulas dan Diare Setelah Minum Susu? #AkuBacaAkuTahu
Caranya adalah dengan perbanyak makan makanan berserat dan mengurangi konsumsi makanan yang mengandung gula, lemak, atau tepung agar pergerakan usus lancar.
Selain memperhatikan makanan yang dikonsumsi, teman-teman juga harus memastikan untuk tidak kekurangan cairan, ya. Jika kekurangan cairan, kotoran akan mengeras dan tertahan di usus.
O iya, kalau tubuh kita kurang bergerak juga bisa menyebabkan sembelit, lo. Dengan melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga akan membantu buang air besar lebih lancar.
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR