Liana hanya bisa geleng-geleng kepala melihatnya. Ia sendiri harus amat berhati-hati menggunakan barang-barangnya supaya bisa dipakai selama mungkin. Orangtuanya memang tidak kaya.
“Adhia, Liana, perhatikan, ya,” tukas Ibu Yani sambil menatap tajam ke arah Adhia dan Liana. Adhia langsung berhenti memamerkan penanya.
Baca Juga : Kecil tapi Kaya Manfaat, Inilah 6 Manfaat Jeruk Nipis untuk Tubuh Kita
“Dulu sekali, saat Kesultanan Banten masih berjaya, Pasar Karangantu ini adalah pasar besar. Berbagai barang dijual di sini. Porselen Tiongkok, kain India, selendang-selendang Prancis, rempah-rempah, dan masih banyak lagi,” lanjut Ibu Yani.
“Wah, seru juga,” bisik Adhia di dalam hati, “Sepertinya barangnya bagus-bagus. Coba aku bisa kembali ke masa lalu, bisa belanja barang lucu-lucu, deh.”
Baca Juga : Cerita Misteri: Si Bungkuk (Bag. 2) Kisah Kolonel Barclay
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR