“Pak, bakpao ayamnya satu, ya,” ucap Liana kepada penjual bakpao berkebangsaan Tiongkok.
Bakpaonya tampak enaaaaak sekali dan Adhia sudah lapar sekali. Adhia jadi memandangi Liana yang menggigit bakpao itu.
“Huh, terlalu asin!” kata Liana. Dengan mudahnya, Liana membuang bakpao itu begitu saja. Adhia terkejut sekali melihatnya.
Ia tahu, Liana selalu menghabiskan makanannya biarpun makanan itu tidak terlalu enak. Lama Adhia memandangi bakpao yang dibuang Liana.
Baca Juga : Mengunjungi Hagia Sophia, Museum Indah Saksi Sejarah di Turki
“Dik, mau beli, tidak?” Tanya penjual bakpao kepada Adhia, membuyarkan lamunan Adhia. Adhia menggeleng pelan.
Hari itu, di Pasar Karangantu Banten Lama, Adhia melihat betapa mudahnya Liana berbelanja, menghabiskan uang, dan menyia-nyiakan barang yang dibelinya. Sementara, ia hanya bisa diam, menahan diri.
Adhia jadi teringat, betapa sering ia belanja, menghambur-hamburkan uang orangtuanya untuk membeli barang-barang tidak perlu.
Adhia selalu mengajak Liana. Liana hanya bisa menonton sebab ia dan adik-adiknya harus hidup sederhana.
Baca Juga : 5 Tanaman Bonsai Tertua di Dunia, Ada yang Usianya Ribuan Tahun
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR