“Ayah tidak menghukum tukang kebun itu karena dia tukang kebun yang setia dan jujur. Ayah malah jadi tidak percaya pada pesan si penyihir pada kakek kalian. Maka Ayah memberi perintah baru pada tukang kebun. Bila tahun berikutnya pohon-pohon itu berbuah, maka semua buah harus dipetik sebelum matang. Supaya tidak dicuri lagi,” cerita Raja Sergei.
Ketiga putranya terbelalak. “Lalu apa yang terjadi, Ayah?”
Baca Juga : Ratusan Hiu Mati Mendadak Secara Misterius di Penangkaran Karimunjawa
“Tahun berikutnya, tukang kebun melakukan perintah Ayah. Ketika pohon itu berbuah, dia memetik semua buahnya sebelum matang. Ayah mencicipi buah yang indah itu. Namun terasa sangat pahit. Dan keesokan harinya, semua sisa buah yang sudah dipetik maupun yang masih di pohon, menjadi busuk,” lanjut Raja Sergei sedih. Ia lalu berkata lagi,
“Setelah itu, setiap tahun buah-buah di pohon ini selalu dijaga oleh pelayan-pelayan istana yang setia. Namun setiap tahun juga, buah-buah di ketiga pohon ini dicuri oleh pencuri yang tidak terlihat. Tidak pernah ada satu pun buah matang yang tersisa. Itulah sebabnya, Ayah tidak pernah lagi melihat ketiga pohon ini, karena membuat hati Ayah sedih…”
Baca Juga : Jaringan Fotosintesis Berada di Daun dan Terdiri dari Dua Macam, Apa Saja?
Penulis | : | Sepdian Anindyajati |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR