Bobo.id - Tepat tanggal 21 Maret 2019, terjadi peristiwa langit bernama ekuinoks, teman-teman.
Ekuinoks merupakan peristiwa langit di mana Matahari akan berada tepat di atas garis ekuator atau garis khatulistiwa.
Karena peristiwa ekuinoks, akan berpengaruh pada perubahan waktu di beberapa negara, terutama negara yang mempunyai 4 musim.
Nama peristiwa langit ini diambil dari bahasa Latin equinox yang merupakan gabungan dari aequus yang berarti sama dan nox yang artinya malam.
Baca Juga : Mungkinkah Terlalu Banyak Makan Wortel Membuat Kulit Berwarna Oranye?
Siang dan Malam Waktunya Sama
Dari namanya, ternyata peristiwa langit ini membuat siang dan malam memiliki waktu atau durasi yang sama, teman-teman, yaitu 12 jam.
Di negara yang mempunyai 4 musim, biasanya siang hari akan terasa lebih cepat dan malam hari lebih panjang saat musim dingin.
Hal sebaliknya terjadi saat musim panas, di mana siang hari menjadi lebih lama, sedangkan malam hari menjadi lebih singkat.
Nah, saat fenomena ekuinoks terjadi, maka waktu saat siang hari dan malam hari akan sama panjangnya, lo.
Tapi peristiwa ini tidak hanya terjadi di negara empat musim saja, kok, teman-teman, tapi terjadi di seluruh dunia.
Apa Penyebab Ekuinoks?
Ekuinoks terjadi karena Bumi melakukan rotasi miring sekitar 23,5 derajat terhadap orbitnya mengelilingi Matahari.
Baca Juga : Wah, 2.700 Tahun Lalu Ada Badai Dahsyat Matahari Menghantam Bumi
Tapi kadang rotasi Bumi akan sejajar dengan bidang orbitnya terhadap Matahari, nih, teman-teman.
Nah, ketika hal ini terjadi, maka matahari akan terlihat berada di garis khatulistiwa Bumi yang menyebabkan fenomena ekuinoks terjadi.
Dalam setahun, ekuinoks akan terjadi dua kali, lo, yaitu pada bulan Maret yang menandakan awal musim semi di belahan Bumi utara dan musim gugur di belahan Bumi selatan.
Pada bulan September, ekuinoks juga akan terjadi yang menandakan awal musim gugur di belahan Bumi utara dan musim semi di belahan Bumi selatan.
Mitos Telur Berdiri Saat Ekuinoks
Ada satu mitos terkenal yang dipercaya bisa terjadi hanya pada saat peristiwa ekuinoks datang, nih, teman-teman.
Mitos tersebut adalah pada saat ekuinoks, kita bisa membuat telur berdiri tegak dengan lebih mudah dibandingkan hari lainnya.
Wah, apakah mitos ini memang benar dan peristiwa ekuinoks memengaruhi telur yang bisa berdiri dengan tegak?
Baca Juga : Sulit Tidur Saat Hidung Tersumbat? Atasi dengan 4 Cara Ini, yuk!
Banyak yang menghubungkan peristiwa ekuinoks dengan telur yang bisa berdiri tegak karena adanya pengaruh gaya gravitasi matahari ke Bumi.
Mengutip dari Kompas.com yang melakukan wawancara langsung dengan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, ternyata kedua hal ini tidak saling berhubungan, lo.
Perubahan gaya gravitasi yang terjadi saat peristiwa ekuinoks nyatanya terlalu kecil untuk bisa membuat telur berdiri dengan tegak.
Sedangkan astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo juga mengatakan kalau ekuinoks tidak berpengaruh pada telur yang bisa berdiri tegak, teman-teman.
Alasannya, telur bisa berdiri karena ada gaya eksternal yang menariknya ke atas dan membentuk keseimbangan baru saat melawan gaya gravitasi.
Hal ini mungkin memindahkan memindahkan titik beratnya sehingga terbentuk keseimbangan dinamik yang baru.
Telur Bisa Berdiri dengan Tegak Kapan Saja
Jadi, karena peristiwa ekuinoks tidak memengaruhi telur yang berdiri tegak, maka sebenarnya kita bisa kapan saja membuat telur berdiri tegak dan tidak menggelinding, lo.
Baca Juga : Bagaimana Warna di Mimpi Orang Buta Warna, ya? #AkuBacaAkuTahu
Telur bisa berdiri dengan tegak karena adanya beberapa faktor, nih, teman-teman.
Hal ini tergantung pada permukaan atau tekstur lantai tempat telur diletakkan serta bentuk kulit telur.
Teman-teman bisa mencoba meletakkan telur di permukaan yang kasar atau telur yang memiliki ujung bergelombang agar telur bisa berdiri tegak.
Permukaan yang kasar dan tidak lembut akan memberikan daya topang yang lebih besar sehingga menyebabkan telur tidak menggelinding.
Asal Mitos Telur Berdiri Tegak Saat Ekuinoks
Mitos mengenai telur saat peristiwa ekuinoks bulan Maret dipercaya bermula dari kepercayaan masyarakat Tiongkok, nih, teman-teman.
Masyarakat Tiongkok disebut-sebut sering melakukan percobaan menyeimbangkan telur pada saat ekuinoks berlangsung.
Telur yang berdiri tegak selama peristiwa ekuinoks dipercaya sebagai salah satu simbol keseimbangan yang terjadi di Bumi.
Baca Juga : Antara Kutub Utara dan Kutub Selatan, Mana yang Lebih Dingin?
Hal ini sama seperti durasi antara siang dan malam yang seimbang saat peristiwa ekuinoks terjadi, yaitu masing-masing berlangsung selama 12 jam.
Selain itu, telur yang berdiri tegak juga melambangkan kembalinya keseimbangan ke dunia dengan kelahiran kembali setelah musim kegelapan.
Ekuinoks yang membagi hari menjadi bagian gelap dan terang dengan durasi yang sama merupakan tanda bahwa segala sesuatu yang ada di Bumi berada dalam harmoni atau kondisi yang seimbang.
Jadi peristiwa telur yang bisa berdiri saat ekuinoks hanya mitos saja, ya, teman-teman, karena kedua hal ini tidak saling berhubungan.
Nah, dengan membaca info ini, maka akan membuat teman-teman tidak mudah percaya dengan mitos maupun hoax seputar ekuinoks.
Yuk, budayakan lebih banyak membaca!
#AkuBacaAkuTahu
Source | : | Kompas.com,accuweather.com,snopes.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR