Bobo.id - Untuk mengetahui berbagai benda antariksa di ruang angkasa, astronom akan menggunakan beberapa alat bantu, seperti teleskop.
Nah, salah satu teleskop yang digunakan oleh para astronom adalah teleskop Hubble.
Teleskop ini bertugas untuk menangkap dan mengabadikan bermacam-macam fenomena, baik di Bumi maupun ruang angkasa.
Sudah banyak peristiwa di ruang angkasa yang ditengkap oleh teleskop Hubble, seperti memotret keindahan planet hingga cahaya melengkung yang terlihat seperti wajah tersenyum.
Belum lama ini, Hubble berhasil menangkap gambar sebuah lubang besar di planet Neptunus, teman-teman.
Baca Juga : Benarkah Kita Tidak Bisa Mendengar Suara Ledakan di Ruang Angkasa?
Lubang besar ini ternyata sudah sejak lama diamati oleh para astronom dan dinamai Great Dark Spot atau Bintik Hitam Besar yang juga dikenal sebagai GDS-89.
Uniknya lagi, teleskop Hubble tidak hanya berhasil menangkap gamabr GDS-89 saja, tapi juga berhasil memotret pembentukan bintik hitam tersebut, lo.
Pembentukan GDS-89 yang berhasil dipotret oleh Hubble ternyata menjadi hal yang menarik dan mengejutkan bagi para astronom, teman-teman.
Wah, apa itu Great Dark Spot dan kenapa bintik hitam di planet Neptunus ini menjadi hal yang menarik bagi astronom, ya?
Bintak Hitam Besar di Planet Neptunus
Selama ini, astronom mengetahui ada Bintik Merah yang terkenal di planet Jupiter.
Ternyata selain Bintik merah yang dimiliki oleh planet Jupiter, planet Neptunus juga memiliki sebuah bintik, lo.
Bintik itu disebut sebagai Great Dark Spot atau Bintik Hitam besar dan dikenal sebagai GDS-89.
GDS-89 adalah sebuah badai antiklonik misterius berukuran raksasa yang terjadi di planet Neptunus dan hanya berumur pendek.
Badai antiklonik adalah badai cuaca di mana angin serta aliran badai berada dalam arah yang berlawanan dengan aliran yang ada di sekitarnya dan berada pada daerah dengan tekanan rendah.
Baca Juga : Satelit Planet Neptunus Ini Pernah Menjadi Bagian dari Satelit Lain
GDS-89 yang misterius ini berukuran sangat besar, lo, yaitu diperkirakan berukuran sama dengan planet Bumi yang kita tinggali.
Bintik hitam di planet Neptunus bermula dari awan putih yang terbentuk di bawah lapisan tropopause, yaitu lapisan di antara troposfer dan stratosfer.
Awan putih ini mirip dengan awan cirrus yang ada di Bumi, lo, tapi awan putih di planet Neptunus ini terbentuk dari kristal metana beku, berbeda dengan awan cirrus di Bumi yang terbentuk dari kristal es.
Setelah awan putih muncul di planet Neptunus, beberapa tahun berikutnya terlihat badai gelap di mana awan putih tadi berada.
Nah, badai gelap inilah yang disebut dengan Great Dark Spot atau Bintik Hitam Besar di planet Neptunus.
O iya, badai di planet Neptunus mempunyai kecepatan yang cukup tinggi di ketinggiannya, lo, yaitu berada pada kisaran 359 kilometer per jam.
Kecepatan ini hampir sama dengan kecepatan angin pada Bintik Merah yang ada di planet Jupiter.
Baca Juga : Bentuk Ultima Thule Ternyata Berbeda dengan yang Diduga Sebelumnya
Voyager 2 Menemukan Great Dark Spot
Great Dark Spot ditemukan pertama kali oleh pesawat ruang angkasa Voyager 2 pada 1989 yang lalu.
Inilah sebabnya kenapa Bintik Hitam Besar di planet Neptunus dinamakan GDS-89, yang berarti Great Dark Spot-89.
Saat pertama kali memotret badai raksasa yang ada di Neptunus pada Agustus 1989, Voyager 2 menangkap ada dua badai besar di sana.
Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada 1994, badai di planet Neptunus ini menghilang ketika teleskop Hubble mencoba memotretnya.
Bintik Hitam yang Menarik bagi Astronom
Menghilangnya bintik hitam di planet Neptunus ini menjadi hal yang menarik bagi para astronom, nih, teman-teman.
Hal ini disebabkan karena astronom biasa melihat Bintik Merah di planet Jupiter tetap berada di tempatnya selama lebih dari 100 tahun.
Sedangkan bintik hitam di planet Neptunus menghilang lima tahun setelah penemuan pertamanya oleh pesawat ruang angkasa Voyager 2.
Menghilangnya bintik hitam di planet Neptunus ini membuktikan bahwa GDS-89 tidak bertahan lama jika dibandingkan menggunakan standar planet raksasa.
Baca Juga : Jupiter Planet Terbesar di Tata Surya, Bandingkan dengan Bumi, yuk!
Akhirnya, pada 2018 lalu, teleskop Hubble berhasil memotret pembentukan Great Dark Spot di planet Neptunus, teman-teman.
Badai raksasa ini sudah dipotret Hubble sejak 2015 lalu ketika masih berupa awan putih cerah di tempat yang berbeda dengan GDS-89 yang ditemukan Voyager 2 pada tahun 1989.
Kemunculan GDS-89 yang baru menjadi hal yang menarik bagi para astronom, nih, teman-teman.
Itu karena mereka tidak pernah memperkirakan badai yang lebih besar muncul di Neptunus.
Terlebih, sejak 2015, para astronom hanya berfokus pada badai kecil yang muncul di Neptunus dan tidak mengira bahwa akan ada badai lebih besar yang terjadi.
GDS-89 juga berbeda dengan Bintik Merah di Jupiter yang berada di tempat yang sama selama lebih dari 100 tahun yang pertama terlihat tahun 1830.
Astronom memperkirakan GDS-89 di Neptunus muncul setiap empat hingga enam tahun sekali dan berlangsung selama enam tahun lamanya.
Baca Juga : Benarkah Kita Tidak Bisa Mendengar Suara Ledakan di Ruang Angkasa?
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | Daily Mail,space.com,Fox |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR