Hsü sangat tercengang. Ia langsung pergi ke kuil, dan memanggil temannya itu,
“Sejak kita berpisah, aku setiap hari dan setiap malam memikirkanmu. Aku datang memenuhi janjiku untuk datang menemuimu. Aku harus berterima kasih atas perintah yang telah kamu berikan kepada orang-orang di tempat ini. Saya tidak memiliki apa pun untukmu. Kecuali teh dari daun teh terbaik desaku. Dan beberapa mantau. Aku doakan untuk semua ini. Terimalah, dan anggaplah kita sedang minum bersama di tepi sungai.”
Dia kemudian membakar dupa. Tiba-tiba angin bertiup dan berputar-putar di belakang kuil. Semuanya lalu sunyi.
Baca Juga : Sering Dilakukan Banyak Orang, Apakah Tidur di Lantai ada Manfaatnya?
Malam itu, Hsü bermimpi bahwa temannya datang kepadanya, mengenakan topi resmi dan jubahnya bagai dewa pelindung desa. Ia sangat berbeda dalam penampilannya dari dulu.
“Terimakasih. Sungguh baik kau mengunjungi aku. Aku sangat menyesal karena dengan jabatanku ini, aku tidak bisa bertemu muka denganmu. Meskipun dekat, kita masih begitu jauh. Orang-orang di sini akan memberimu kecukupan. Dan kau akan pulang dengan perjalanan singkat.”
Baca Juga : Punya Banyak Manfaat Kesehatan, Cari Tahu Tentang Jamur Lingzhi, yuk!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR