Bobo.id - Pluto merupakan salah satu planet kerdil di tata surya kita.
Dulu, para astronom sempat memasukkan Pluto ke dalam planet besar, seperti Bumi.
Namun, beberapa tahun lalu, astronom mengubah klasifikasi Pluto menjadi planet kerdil.
Nah, Pluto memiliki jarak yang sangat jauh dari Matahari, dengan jarak terdekat sekitar 4,4 miliar kilometer dan jarak terjauh sekitar 7,3 miliar kilometer.
Baca Juga: Asyik, Sekarang Aplikasi Line Ada Fitur Stories seperti Instagram!
Jarak yang sangat jauh inilah yang membuat Pluto memiliki suhu yang sangat dingin karena hanya sedikit terpapar sinar Matahari.
Uniknya, dalam keadaan suhu dingin yang ekstrem seperti itu, Pluto memiliki samudra yang bahkan tidak membeku, lo.
Wah, kenapa bisa seperti itu, ya? Yuk, cari tahu penjelasannya!
Baca Juga: Tak Hanya Disimpan, Buku Harian Juga Bisa Diterbitkan seperti Ini #AkuBacaAkuTahu
Pengamatan Para Astronom
Berada sangat jauh dari Bumi, Pluto menyimpan banyak misteri yang ingin diungkap para ilmuwan.
Ini sebabnya, NASA mengirim wahana antariksa tak berawak bernama New Horizons untuk mengamati pluto dan satelit-satelitnya.
Lewat pengamatan dan data New Horizons, para ilmuwan justru menemukan lebih banyak pertanyaan yang perlu dijawab.
Baca Juga: Kebalikan dari Gurun Sahara, Ini Gurun Pasir Terkecil di Dunia
Pengamatan New Horizons pada 2015 mengidentifikasi cekungan es seluas 1.000 kilometer yang dijuluki Sputnik Planitia.
Anehnya, di bawah hamparan es dengan ketebalan bervariari nampak adanya lautan luas yang sama sekali tidak beku.
Pengamatan ini awalnya membuat ahli bingung, teman-teman.
Baca Juga: Apa Jadinya Jika Terus-menerus Mengurung Kucing di Dalam Kandang?
Itu karena untuk menjaga lautan, Pluto berarti harus memiliki mekanisme untuk menciptakan suhu tetap panas agar cairan tidak membeku.
Namun, untuk mempertahankan cangkang es dengan ketebalan bervariasi, cangkang es harus tetap dingin.
Jika cangkang es terlalu hangat, maka perbedaan ketebalan pada cangkang es akan hilang.
Baca Juga: Bintang-Bintang di Langit Malam Punya Nama, Siapa yang Menamainya?
Apa yang Terjadi?
Setelah perdebatan cukup panjang dan membingungkan, kini ilmuwan Jepang mengklaim bahwa mereka telah menemukan jawaban atas teka-teki tersebut.
Para peneliti menduga bahwa lapisan tipis es mengandung molekul gas yang terperangkap di bagian dasar cangkang dan hal inilah yang menjaga kondisi air tidak membeku.
Oleh penulis studi, lapisan ini digambarkan seperti gas hidrat, molekul gas dalam kisi molekul es air.
Baca Juga: Penggemar Detektif Conan? Ada Kafe Bertema Detektif Conan di Jepang!
Dengan menghitung bagaimana suhu dan ketebalan pada cangkang es Pluto berubah dari waktu ke waktu, tim menyimpulkan bahwa hidrat gas dapat mempertahankan variasi samudra di bawah permukaan es.
Mereka menunjukkan bahwa keberadaan lapisan tipis gas hidrat di dasar cangkang es dapat menjelaskan keberadaan lautan dalam waktu lama dan memelihara perbedaan ketebalan pada cangkang.
Baca Juga: Dijuluki Planet Merah, dari Mana Mars Mendapatkan Warna Merah Itu?
Hidrasi pada gas bertindak sebagai isolator termal, mencegah laut dari pembekuan sekaligus menjaga cangkang es tetap dingin dan tidak berubah.
Para peneliti menduga, gas dalam lapisan hidrat kemungkinan besar adalah metana yang mungkin berasal dari bahan mirip komet yang membentuk Pluto, reaksi kimia di inti bebatuan planet kecil atau kombinasi keduanya.
Hasil ini memiliki kaitan penting bagi pemahaman kita tentang bagaimana dunia lain mempertahankan lautan di bawah permukaan es.
Baca Juga: Pulau Berhala, Salah Satu Pulau Terluar Indonesia yang Dijaga Tentara
(Penulis: Gloria Setyvani Putri)
Lihat video ini juga, yuk!
Keren! Anak-anak Jenius Ciptakan Kota Ramah Lingkungan Lewat Game di National Coding Competition 2024
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR