Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu dongeng anak hari ini, ya?
Dongeng anak hari ini berjudul Matahari dan Bulan.
Yuk, langsung saja kita baca dongeng anak hari ini!
----------------------------------------
Baca Juga: Dongeng Anak: Kisah Sebuah Menara
Dahulu kala Matahari dan Bulan mempunyai banyak anak.
Matahari sangat sayang kepada anak-anaknya. Tapi anak-anak Matahari sangat nakal. Apabila Matahari memancarkan sinarnya ke bumi, anakanak ini pun ikut memancarkan sinarnya.
"Uuh, panasnya!" keluh Bumi serta seluruh isi Bumi. "Seandainya hanya Matahari yang memancarkan sinarnya, tentu kita tidak kepanasan seperti sekarang. Ya, ini akibat anak-anak Matahari yang nakal ikut memancarkan sinarnya!"
Baca Juga: Dongeng Anak: Kisah Burung Jalak dan Buaya
Bulan sering mendengar keluhan Bumi serta seluruh isi Bumi. Ia lalu memikirkan bagaimana caranya bisa membinasakan anak-anak Matahari itu.
Bulan juga mempunyai anak. Tapi anak-anak Bulan, yaitu bintang tidak senakal anak-anak Matahari.
Jika mereka menemani ibu mereka, mereka selalu memberi sinarnya untuk menerangi bumi.
"Ah, aku punya akal!" seru Bulan pada suatu hari, lalu menemui Matahari.
Baca Juga: Aplikasi Populer di Dunia, Teman-Teman Menggunakan Salah Satunya?
"Hei, Matahari! Apa kabar?" sapanya. "Aku sedang kesal hari ini. Anak-anakku selalu saja menggangguku, jika aku sedang bertugas. Karena itu aku ingin membuang mereka ke laut. Kalau kau mau, kau pun dapat membuang anak-anakmu. Kita dapat melakukannya bersama-sama," ujar Bulan.
Mendengar ajakan temannya, Matahari diam sesaat. "Betul juga apa yang dikatakan Bulan," kata Matahari dalam hati. "Lalu, kapan kau akan melaksanakan rencanamu itu?"
Dengan tersenyum Bulan berkata, "Bagaimana kalau besok pagi. Kirakira pukul 8 kita bertemu di laut."
Baca Juga: Di Prancis, Bunga Digunakan Sebagai Bahan Masakan, Apa Saja, ya?
Baiklah!" Matahari lalu pulang ke rumahnya. Demikian juga Bulan.
Keesokan harinya Matahari dan Bulan pergi ke laut. Masing-masing membawa sebuah karung.
"Hei, Bulan karena kau yang mempunyai rencana itu, maka kau yang harus terlebih dulu membuang anakanakmu," kata Matahari.
Bulan setuju. Ia membuang batubatu putih yang sepintas lalu mirip anak-anaknya. "Sudah! Sekarang giliranmu!"
Baca Juga: Peneliti Mengungkap Senyuman Mona Lisa Hanya Pura-Pura, Kok Bisa?
Tanpa curiga Matahari lalu membuang anaknya satu demi satu.
"Nah, sekarang kita dapat melaksanakan tugas kita dengan baik. Bumi pasti senang pada kita," tukas Bulan.
Malam harinya, Bulan menampakkan dirinya bersama anak-anaknya. Melihat hal itu, Matahari marah. Ia segera menemui Bulan.
Baca Juga: Eksim Sering Menyerang Anak-Anak, Bagaimana Cara Mengatasinya?
"Hei Bulan! Ternyata kau telah membohongi aku!" omel Matahari.
"Sabar, sahabat! Jangan marah dulu. Dengar penjelasanku! Ketahuilah bahwa Bumi dan seluruh isi Bumi tak menyukai anak-anakmu.
Sinar yang kau pancarkan ke bumi sebenarnya sudah cukup.
Tapi anak-anakmu yang jumlahnya ribuan ikut pula memanasi bumi. Akibatnya mereka takut kalau lama kelamaan mereka hangus," ujar Bulan.
"Nah, sekarang anak-anakmu tentu sudah menjadi ikan yang berguna bagi manusia."
Baca Juga: Apakah Keramas di Pagi Hari Lebih Baik Dibanding Keramas di Sore Hari?
Matahari sangat geram mendengar jawaban Bulan. Ia lalu meninggalkan Bulan dan tak menemuinya lagi.
Nah, itu dongeng mengapa Matahari dan Bulan sampai sekarang tak pernah bertemu.
Matahari terbit pada siang pagi hari dan Bulan baru keluar pada malam hari.
Cerita dan Ilustrasi oleh: Dok. Majalah Bobo
Baca Juga: Suka Makan Anggur? 5 Manfaat Ini Bisa Kita Dapatkan, lo! Salah Satunya Cegah Kanker
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR