Bobo.id - Berbeda dengan namanya yang berarti "daratan hijau", Greenland justru dilapisi oleh lapisan es yang tebal, nih, teman-teman.
Sayangnya, belum lama ini lapisan salju di Greenland mencair dalam jumlah yang besar dan dalam waktu yang singkat.
Lebih dari Dua Miliar Es di Greenland Mencair
Pada pertengahan bulan Juni ini, Greenland kehilangan sekitar lebih dari dua gigaton atau lebih dari dua miliar ton es.
Baca Juga: Tidak Boleh Sembarangan, Ini 5 Pantai yang Berbahaya di Dunia
Namun hilangnya lapisan es di Greenland ini tidak terjadi secara bertahap dan dalam jangka waktu yang lama, lo.
Lebih dari dua miliar ton lapisan es di Greenland mencair hanya dalam waktu sehari, teman-teman!
Jumlah ini sangat banyak dan setara dengan 80.000 patung Liberty, 340 piramida Giza, atau 12 juta paus biru.
Pencairan Es Merupakan Peristiwa Alamiah
Peristiwa mencairnya lapisan es kedengarannya berbahaya bagi Bumi kita, teman-teman, tapi sebenarnya pencairan es adalah peristiwa alamiah, lo.
Bahkan mencairnya lapisan es yang biasa terjadi di Kutub Utara terjadi setiap tahun dan ada musim pencairan es, teman-teman.
Biasanya musim pencairan es dimulai pada bulan Juni dan berakhir pada Agustus setiap tahunnya dengan puncak pencairan terjadi setiap bulan Juli.
Meskipun peristiwa mencairnya lapisan es di beberapa belahan Bumi, termasuk Greenland sudah biasa terjadi, mencairnya lapisan es di negara ini cukup ekstrem dan luar biasa.
Baca Juga: 5 Tempat Terbaik untuk Berenang Bersama Ikan Hiu, Berani Coba?
Lapisan Es di Greenland Terjadi Lebih Awal
Peristiwa mencairnya lebih dari dua ton lapisan es di Greenland pada pertengahan Juni ini dianggap oleh para ahli sebagai peristiwa yang ekstrem.
Para ahli membandingkan peristiwa tahun 2019 dengan peristiwa yang terjadi pada 2012, yaitu saat untuk pertama kalinya semua lapisan es di Greenland terekam mencair.
Nah, selain mencair dalam jumlah yang banyak dan waktu yang sangat cepat, pencairan es di Greenland tahun ini juga terjadi lebih cepat dari biasanya.
Pencairan es yang terjadi di Greenland tahun ini dilaporkan terjadi lebih cepat dibandingkan pada 2012 dan tiga minggu lebih awal daripada waktu rata-rata musim pencairan es, lo.
Pencairan Es Menimbulkan Efek Albedo
Selain mengurangi jumlah lapisan es di Greenland, pencairan es dalam jumlah besar yang terjadi di negara ini juga dapat menyebabkan pencairan es lebih besar, dan menimbulkan efek albedo.
Efek albedo adalah jumlah energi yang dipantulkan kembali ke angkasa oleh salju putih dan es yang memantulkan lebih banyak energi matahari.
Sebenarnya, pemantulan kembali sinar matahari oleh salju putih dan es ini berguna untuk mendinginkan tanah dan mencegah terjadinya pencairan es yang lebih besar.
Namun karena saat ini lapisan es dan jumlah salju berkurang dalam jumlah besar, hal ini berarti ada lebih banyak energi yang akan diserap.
Akibatnya, suhu akan menjadi naik dan lebih tinggi sehingga akan ada lebih banyak es yang mencair, nih, teman-teman.
Baca Juga: Wah, 9 Tempat Ini Memiliki Kecepatan Angin Paling Kencang di Dunia, lo!
Pada akhirnya, peristiwa ini menjadi sebuah siklus atau terus berputar dan akan menyebabkan jumlah es yang mencair semakin banyak.
Udara Lembap Juga Menyebabkan Lapisan Es Greenland Mencair
Selain karena siklus dari efek albedo, penyebab lain es di Greenland mencair kemungkinan disebabkan oleh udara yang lembap.
Tidak hanya udara yang lembap, suhu tinggi yang terus berlangsung dari Atlantik Tengah menuju daerah-daerah di Greenland juga menyebabkan pencairan es terjadi, lo.
Setelah Greenland mengalami pencairan es dalam jumlah yang besar, para peneliti memperkirakan kalau pada tahun 2100, bisa saja seluruh es di Gunung Everest mencair, nih, teman-teman.
Tonton video ini juga, yuk, teman-teman!
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR