Bobo.id- Kebanyakan sampah plastik di Indonesia adalah sedotan plastik.
Bahkan, pemakaian sedotan plastik di Indonesia termasuk paling tinggi di dunia, sekitar 93,2 juta unit per hari (riset Divers Clean Action).
Baca Juga: Tak Hanya Sedotan, 4 Jenis Sampah Plastik Ini Bisa Ancam Lingkungan
Sedotan plastik butuh puluhan tahun agar bisa terurai. Karena itu, bila penggunaan sedotan plastik tidak dapat dikendalikan, lingkungan hidup akan terancam rusak.
Namun, penggunaan sedotan non plastik bukan pengganti yang sesuai. Sedotan yang terbuat dari logam, kertas, kaca, dan bambu juga memiliki banyak kelemahan.
Sedotan Logam
Sedotan logam terbuat dari alumunium, titanium, bahkan stainless steel. Sedotan logam menjadi sedotan pengganti paling populer setelah sedotan plastik.
Sedotan logam lebih ramah lingkungan karena dapat digunakan berkali-kali dan bisa dibawa ke mana-mana.
Sedotan logam dilengkapi sikat tambahan untuk mencucinya. Namun, sedotan logam memiliki kelemahan.
Sedotan logam menghantarkan panas dan kurang nyaman di gigi. Sedotan logam juga memiliki cita rasa logam.
Baca Juga: Pemerintah Inggris Akan Melarang Pemakaian Sedotan Plastik, Apa Alasannya?
Sedotan Kertas
Sudah lama sedotan kertas menjadi alternatif pengganti sedotan plastik di berbagai negara. Kelebihan sedotan kertas adalah mudah terurai dan dapat dihias warna-warni.
Sedotan kertas telah digunakan sejak tahun 1800-an. Namun, sayangnya, sedotan kertas mudah menjadi lembek dan rusak bila terlalu lama terkena air.
Sedotan kertas bisa meninggalkan rasa atau partikel kertas di dalam minuman.
Sedotan Kaca
Kendati sedotan kaca lebih rentan pecah dan sulit dibawa ke mana-mana, sedotan kaca bisa dipakai berkali-kali dan dapat dicuci setiap kali digunakan.
Sedotan kaca memiliki banyak motif dan warna lucu. Salah satu kelebihan sedotan kaca adalah kita dapat melihat isi kaca untuk memastikan apa yang kita minum bersih.
Baca Juga: Dulunya Terbuat dari Emas, Inilah 8 Fakta dan Sejarah Sedotan
Sedotan Bambu
Sedotan bambu terbuat dari tanaman bambu yang ringan. Sedotan bambu tergolong ramah lingkungan, karena sifatnya yang tidak banyak menghasilkan residu bagi lingkungan.
Sedotan berbasis tanaman ini dapat digunakan kembali dan dapat menyerap rasa. Namun, sedotan bambu ini sulit dibersihkan.
Setiap jenis sedotan memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Teman-teman dapat memilih sedotan yang dapat didaur ulang dan limbahnya tidak merusak lingkungan.
Lihat juga video ini, yuk!
Penulis | : | Jonathan Alfrendi |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR