Bobo.id - Indonesia yang merupakan negara kepulauan memiliki berbagai kebudayaan, mulai dari keberagaman suku, tarian, pakaian, bahasa, sampai tas.
Nah, salah satunya adalah tas tradisional asli Papua bernama noken yang terbuat dari serat kulit kayu.
Tas noken biasanya tidak dipakai di bahu seperti tas teman-teman, lo, tapi digunakan di dahi dengan kantung tas yang menggantung di punggung.
Uniknya lagi, ternyata tas noken sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda, lo, teman-teman.
Yuk, cari tahu lebih jauh mengenai noken unik asli Papua ini!
Baca Juga: Ternyata Masih Ada Kampung Adat yang Hidup Tanpa Listrik, lo
Noken Dibuat dari Serat Kulit Kayu
Tas yang teman-teman gunakan biasanya terbuat dari kain atau bahan lainnya seperti kulit yang dijahit dengan benang.
Namun berbeda dengan noken, nih, teman-teman, yang tidak dibuat dengan menggunakan kain dan benang.
Bahan pembuat noken ternyata berasal dari serat kulit kayu pohon, nih, teman-teman, bisa berasal dari kayu pohon manduam, pohon nawa, atau pohon anggrek hutan.
Kulit kayu awalnya dikeringkan kemudian diolah, lalu dipintal menjadi benang. Nah, benang sari serat kulit kayu inilah yang akan dirajut membentuk tas lalu diberi pewarna alami.
Baca Juga: Meski Berbahaya, Makanan Ini Disukai Penduduk Mesir, lo! Pernah Tahu?
Digunakan untuk Membawa Berbagai Benda
Sama seperti tas yang biasa kita gunakan sehari-hari, noken juga digunakan untuk membawa berbagai benda, nih, teman-teman.
Ada dua ukuran noken, yaitu yang berukuran kecil dan berukuran besar dengan fungsi yang berbeda juga.
Tas noken yang berukuran besar digunakan untuk membawa benda yang berat, seperti kayu bakar, barang belanjaan, atau hasil panen misalnya umbi-umbian. Bahkan noken berukuran besar juga bisa digunakan untuk menggendong anak, lo.
Sedangkan noken yang berukuran kecil biasanya lebih banyak digunakan untuk membawa barang yang lebih ringan, misalnya untuk membawa buku ke sekolah.
Baca Juga: Musim Panas Tiba, Meriahkan Festival Lumpur di Korea Selatan
Dibuat oleh Para Mama
Meskipun digunakan oleh hampir seluruh warga Papua, tapi tidak semua orang bisa membuat noken, nih, teman-teman.
Noken hanya boleh dibuat oleh para perempuan atau para mama di Papua. Ternyata ada makna dari pembuatan noken yang hanya dilakukan oleh perempuan, lo.
Bagi masyarakat Papua, tas noken digunakan sebagai simbol kehidupan yang baik, perdamaian, dan kesuburan.
Tas noken adalah simbol kedewasaan perempuan di Papua, artinya perempuan Papua yang tidak bisa membuat noken maka dianggap belum dewasa.
Baca Juga: Liburan ke Korea Selatan, Ini 5 Etika Makan yang Harus Diperhatikan
Selain itu, noken juga digunakan sebagai syarat pernikahan, lo, yang berarti perempuan Papua baru bisa menikah jika sudah bisa membuat noken.
Inilah sebabnya sejak kecil para perempuan di Papua sudah harus belajar cara membuat noken.
Diakui oleh UNESCO Sebagai Warisan Budaya
Wah, ternyata noken yang merupakan tas asli Papua ini sangat unik, bahkan punya makna tersendiri, ya, teman-teman.
Karena keunikan tas asli Papua inilah, UNESCO menobatkan noken sebagai warisa budaya Dunia takbenda pada 4 Desember 2012 lalu di Perancis. Salah satunya adalah karena penggunaannya yang digantungkan di dahi atau kepala.
Baca Juga: Dorodango, Kesenian Tradisional Membuat Bola Lumpur Asal Jepang
Penobatan noken dalam kategori ini bertujuan untuk melindungi dan mengembangkan warisan budaya noken yang dimiliki oleh lebih dari 250 suku bangsa di Papua.
Salah satu usaha untuk melestarikan noken adalah imbauan pemerintah setempat agar anak-anak sekolah menggunakan noken saat pergi ke sekolah.
Warisan budaya takbenda adalah berbagai praktik, ekspresi, pengetahuan, keterampilan, objek, artefak, dan ruang budaya yang dianggap oleh UNESCO sebagai bagian dari warisan budaya suatu tempat.
Lihat video ini juga, yuk, teman-teman!
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR