Tak beberapa lama, Mita sampai di rumah Amanda. Saat itu, Amanda bersiap-siap keluar rumah. Ia menggandeng adiknya. Mata Alia Nampak merah. Pada rambutnya yang dikuncir dua, taka da pita lagi. Pita indah itu ada di tangan Amanda.
“Nih, pita adikku, kalau kamu mengakui ini punyamu!” Amanda menjulurkan pita di tangannya kepada Mita. “Kubelikan Alia pita yang lain.”
“Itu pitaku, aku tak mau yang lain,’ rengek Alia. Air matanya menggenang.
Mita mengambil pita di tangan Amanda. Ia memasang kembali pita itu di kunciran Alia. Amanda menatap Mita dengan heran. “Aku tak mau bermusuhan gara-gara pita,” Kata Amanda.
Baca Juga: Inilah 5 Manfaat yang Akan Didapatkan Jika Tidur Menghadap Kiri
Amanda melongo. Mita menjelaskan lagi, “Barusan aku ke toko lagi. Kutunjukan pitaku. Kata penjaga toko, pita jenis itu sudah habis terjual. Aku beli model yang lebih baru.”
Mita mengeluarkan dari saku roknya, satu gulung pita berwarna biru langit dan berhias matahari jingga. Alia memekik kagum. Mita menyerahkan pita itu kepada Alia sembari berkata, “Buat kalian, tanda maafku!”
“Semuanya untukmu saja Alia,” kata Amanda. “Aku lebih suka boneka. Ayo kita main boneka, Mit!” ajak Amanda lagi. Lalu, ketiga anak perempuan itu bermain boneka dengan hati lega dan riang.
Cerita oleh: Lena D. Ilustrasi: Dok. Majalah Bobo
Baca Juga: Aman untuk Penderita Diabetes, Tanaman ini Bisa Jadi Pengganti Gula
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR