Bobo.id - Hujan meteor merupakan peristiwa langit yang terjadi secara rutin. Kita bisa melihatnya hampir setiap bulan.
Nah, pada Januari 2020 ini, kita bisa melihat hujan meteor Quadrantid. Hujan meteor ini disebut sebagai hujan meteor pembuka.
Sebab puncak hujan meteor Quadrantid terjadi setiap awal tahun. Tak hanya itu, puncak hujan meteor ini juga bahkan terjadi setiap awal Januari.
Baca Juga: Batu Meteorit Bisa Ditemukan di Bumi, Apa Ciri-Ciri Batu Meteorit?
Maka itu, hujan meteor Quadrantid menjadi pembuka rangkaian hujan meteor setiap tahunnya.
Yuk, cari tahu fakta menarik tentang hujan meteor Quadrantid ini!
Apa Itu Hujan Meteor?
Sebelum mencari tahu tentang fakta hujan meteor Quadrantid ini, kita cari tahu lebih dulu tentang hujan meteor.
Hujan meteor merupakan sebuah peristiwa langit ketika Bumi melewati tempat sisa-sisa debu komet atau asteroid di jalur orbit.
Baca Juga: Meteorit Ini Beraroma Seperti Kubis Brussel, Dari Mana Asal Aromanya?
Sama seperti Bumi, komet atau asteroid juga mengelilingi Matahari. Ada kalanya, komet atau meteor berada dekat dengan Bumi.
Saat berada dekat Bumi itulah, komet atau meteor bisa tertarik gravitasi Bumi hingga membuat sebagian kecil bebatuannya terlepas.
Bebatuan yang terlepas ini menjadi debu-debu yang tertinggal di orbit Bumi.
Saat Bumi berputar mengelilingi Matahari dan melewati area itu, debu-debu bebatuan akan masuk ke dalam atmosfer Bumi.
Bebatuan itulah yang terlihat sebagai hujan meteor atau bintang jatuh saat terbakar di atmosfer Bumi.
Baca Juga: Dibandingkan dengan Meteor, Mengapa Kita Lebih Jarang Melihat Komet?
Hujan Meteor Quadrantid
Malam ini, tepatnya pada 4 Januari dini hari nanti, kita bisa melihat hujan meteor Quadrantid.
Puncak hujan meteor pertama di 2020 ini bisa kita lihat mulai pukul 02.45 hingga pukul 05.02 waktu setempat daerah masing-masing.
Jadi, teman-teman bisa bersiap malam ini. Jangan lupa pasang alarm pada pukul 02.30 dan beradaptasi dengan gelapnya malam.
Lalu, lihatlah ke arah rasi bintang Bootes di langit timur. Kamu bisa menggunakan aplikasi peta langit supaya tidak bingung menentukan arahnya.
O iya, di saat puncaknya ini, kita bisa melihat sekitar 120 meteor per jamnya, lo.
Apalagi Bulan juga akan terbenam sebelum tengah malam sehingga cahaya Bulan tidak akan mengganggu pengamatan kita.
Baca Juga: Hujan Meteor Sering Disebut Bintang Jatuh, Bagaimana Hujan Meteor Bisa Terjadi?
Namun, ingat, pastikan kamu mengamatinya di tempat yang minim polusi cahaya, ya.
Penerangan dari lampu sekitar bisa membuat hujan meteor jadi tidak begitu jelas terlihat.
Selain itu, hujan meteor ini bisa diamati langsung tanpa perlu menggunakan teleskop.
Lihat video ini juga, yuk!
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR